ZONASULTRA.COM, KENDARI – Warga korban banjir yang tinggal di Bantaran Kali Wanggu, Kelurahan Lepo-Lepo, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) sudah 3 hari di pengungsian sejak Senin (25/6/2018) lalu hingga Kamis (28/6/2018) sejumlah penyakit diderita warga.
Salah satu posko kesehatan yang menangani keluhan penyakit warga adalah Posko Puskesmas yang merupakan gabungan Puskesmas Mokoau, Puskesmas Lepo-Lepo, dan Puskesmas Wua-Wua. Utusan 3 puskemas itu siaga di lokasi pengungsian 24 jam secara bergiliran dengan peralatan medis dan obat-obatan yang cukup lengkap.
Bidan Puskesmas Mokoau yang sementara berjaga, Desi Ariyanti mengatakan, dari data rekapan yang ada beragam keluhan penyakit warga. Yang paling banyak dan dari awal mulai diderita warga adalah gatal-gatal/kutu air, namun dalam dua hari ini orang tua dan anak-anak juga mulai diserang demam dan diare.
(Baca Juga : Korban Banjir Wanggu, Rumah Sudah Dibersihkan Kembali Direndam Air)
“Khusus yang ditangani petugas jaga dari Puskusmas Mokoau itu ada 15 orang yang diare, kalau keseluruhan dengan yang ditangani petugas puskesmas lain ada 20 lebih. Demam juga banyak, ada belasan orang yang kita tangani,” ujar Desi di Posko Kesehatan.
Demam dan diare yang diderita oleh warga itu masih dalam kewajaran karena kondisi terendam banjir, terkena hujan dan udara dingin di tenda pengungsian. Kata Desi, belum ada demam dan diare yang parah saat pemeriksaan medis.
Selain itu, terdapat pula beberapa warga yang darah tinggi. Kata Desi, darah tinggi itu boleh jadi disebabkan oleh stres karena warga memikirkan rumahnya dan tidak terbiasa dengan kehidupan di tenda pengungsian.
Hingga Kamis (28/6/2018) pukul 18.00 Wita warga masih memadati tenda-tenda pengungsian. Di lokasi air mulai surut, namun masih menggenang di dalam rumah. Beberapa warga tampak mengecek rumahnya dan membersihkannya namun belum dapat ditinggali karena masih ada genangan air. (A)