ZONASULTRA.COM, RUMBIA – PT Surya Saga Utama (SSU) yang berada di Dusun Malandahi, Desa Mapila, Kecamatan Kabaena Utara, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini menargetkan pembangunan bandar udara (Bandara). Wacananya pembangunan bandara ini akan dibangun di ibukota Kecamatan Kabaena Utara, Desa Tedubara.
Hal ini tentu akan lebih mempermudah perusahaan tersebut serta masyarakat di daratan Kabaena dalam menempuh akses ke daerah lain, atau ibukota Kabupaten Bombana.
Rencana ini diumumkan saat kunjungan Pj Gubernur Sultra Teguh Setyabudi di Pulau Kabaena, Rabu (4/7/2018). Pada kesempatan ini, pihak PT SSU meminta dukungan kepada pemerintah provinsi dan juga Pemkab Bombana. Alhasil, pemprov dan Pemda Bombana merespon baik rencana tersebut.
Direktur PT SSU Kasra Jaru Munara mengatakan, bandara tersebut tidak saja diperuntukkan bagi SSU semata, tetapi juga untuk masyarakat umum.
“Lokasinya yaitu di Desa Tedubara dan diakui sangat cocok untuk dijadikan bandara. Kami tinggal menunggu persetujuan dari pemerintah, khususnya Pemda Bombana apakah ini bisa dikabulkan,” kata Kasra di hadapan rombongan yang berkunjung di perusahaan itu.
Pj Gubernur Sultra Teguh Setyabudi sangat mengapresiasi usulan tersebut. Sebab, nantinya akan bisa mendongkrak perekonomian daerah.
“Saya pikir pembangunan bandara ini sangat baik dan ini pula mesti direspon baik oleh Pemda Bombana. Hanya saja kami serahkan langsung kepada pimpinan daerah Bombana untuk bisa disetujui,” ujar Teguh.
Teguh pun berpesan kepada PT SSU agar selalu menaati aturan dan norma-norma yang ada dalam melakukan investasi. Dan yang utama jangan hanya mengeksploitasi saja tanpa memperhatikan lingkungan.
Sementara Bupati Bombana Tafdil sangat merespon baik usulan itu. Wacana pembangunan bandara diakuinya sebagai keseriusan PT SSU dalam berinvestasi di Bombana.
“Usulan ini sangat luar biasa dan kami sangat sepakat jika perusahaan ini membangun bandara. Masyarakat Kabaena tak perlu berjam-jam di laut untuk bisa sampai ke tujuan, begitupula masyarakat pendatang. Ini sangat bagus,” ungkap Tafdil.
Selain dari percepatan akses masyarakat lanjut Tafdil, pemerintah terbantu dengan upaya mempromosikan destinasi wisata di Bombana, khususnya wisata Tangkeno di Kabaena Tengah yang dikenal negeri di awan.
Meski demikian, Bupati Bombana tak serta merta mengabulkan permohonan itu. Sebab pembangunan bandara membutuhkan kajian mendalam. Diantaranya, masalah lahan yang mesti membutuhkan sekitar 15 hektar dan membutuhkan kesepakatan masyarakat setempat. Sebab, lokasi yang ditunjuk adalah milik warga.
“Kita akan bicarakan hal ini terlebih dahulu dengan melibatkan pemerintah dan masyarakat setempat. Begitupula dengan tokoh pemekaran Kabaena. Saya berharap kita semua bisa mendukung rencana ini karena pembangunan bandara ini akan sangat berdampak baik dan menjadikan Kabena sebagai daerah mandiri nantinya,” tutupnya. (B)