ZONASULTRA.COM,KENDARI– Sejak Januari hingga Juli 2018 Manggala Agni Daerah Operasional (Daops)Tinanggea mencatat sekitar 597 hektar padang savana dan alang-alang Taman Nasional (TN) Rawa Aopa Watumohai terbakar.
Kepala Satgas Manggala Agni Daops Tinanggea Yanuar Fanca Kesuma mengatakan, bulan April merupakan puncak kejadian kebakaran terbesar sebanyak 9 kali. Kemudian, bulan Juli ada 4 kali kebakaran sedangkan bulan lainnya rata-rata terjadi 3 kali.
Berdasarkan data Manggala Agni Daops Tinanggea pada bulan Januari luas kawasan taman nasional yang terbakar 71,2 hektar, Februari 10,3 hektar, Maret 28,5 hektar, April 130 hektar, Mei 15,9 hektar, Juni 140,6 hektar dan Juli 199,6 hektar.
(Baca Juga : Taman Rawa Aopa Kembali Terbakar, Titik Api Terus Meluas)
“Rata-rata lokasi kebakaran di kawasan TN Rawa Aopa, yang terbakar itu alang-alang dan savana,” ungkap Yanuar Fanca kepada zonasultra, Kamis (26/7/2018).
Selain itu ditahun yang sama ada dua lokasi yang terbakar di luar kawasan TN Rawa Aopa Watumohai yakni Kolaka Timur (Koltim) pada bulan Februari, seluas 24 hektar rawa gambut ludes terbakar, yang menyebabkan warga sekitar dikepung asap kurang lebih satu bulan. Kemudian Desa Lalobao, Konawe Selatan (Konsel) vegetasi alang-alang seluas 7 hektar juga terbakar pada bulan Januari.
Sering terjadinya kebakaran savana di kawasan Taman NasionaL Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) disebabkan beberapa faktor terutama adanya unsur kesengajaan dari sejumlah oknum yang tidak bertanggungjawab untuk membuka lahan ataupun hanya iseng. Sementara faktor cuaca panas juga biasanya memicu muncul api.
Kendati demikian, menurut Fanca faktor utama adanya kesengajaan dibakar. Apalagi saat ini aturan dari aparat hukum setempat untuk memberikan sanksi bagi pelaku tidak terimplementasi dengan baik, sehingga para pelaku bisa dengan leluasa membakar lahan savana dari TNRAW.
(Baca Juga : Kembali Dilalap Api, 28 Hektar Kawasan Rawa Aopa Hangus Terbakar)
Oleh karena itu, hal bisa dilakukan pihaknya saat ini adalah bagaimana melakukan persuasif kepada masyarakat sekitar untuk bersama menjaga taman nasional agar tidak dibakar untuk kepentingan pribadi serta memberikan edukasi sejak dini kepada siswa, pelajar dan pemuda di daerah setempat untuk peduli dengan lingkungan terutama dalam hal menjaga hutan.
“Kalau dibiarkan, kebakaran pasti terjadi terus. Aparat juga harus tegas menangani masalah ini, anak-anak kita ajarkan mulai dari sekarang menjaga hutan kita,” tukasnya. (B)