Tanam Bibit Karang, ANTAM dan YARI Libatkan Kelompok Nelayan di Pomalaa

Tanam Bibit Karang, ANTAM dan YARI Libatkan Kelompok Nelayan di Pomalaa
TAGGING BIBIT KARANG – CSR Manager PT ANTAM UBPN Sultra Muhammad Rusdan bersama Direktur YARI, Abed R Abdullah mendampingi VP HC and CSR PT ANTAM UBPN Sultra saat memberikan tanda (tagging) bibit karang di periran desa Hakatutobu, kecamatan Pomalaa, Jum’at (27/8/2018). (Foto: YARI for ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Kepedulian PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara (Sultra) terhadap pelestarian lingkungan diwujudkannya dengan menanam bibit karang di wilayah perairan kecamatan Pomalaa, kabupaten Kolaka. Penanaman ini menggunakan metode transplantasi pada rumah ikan.

Kegiatan yang dilaksanakan bersama Yayasan Bahari (YARI) ini melibatkan kelompok nelayan di desa Hakatutobo, Tambea dan kelurahan Dawi-dawi, berlangsung selama tiga hari, sejak hari Jum’at (27/7/2018) hingga Minggu (29/7/2018).

Vice President Human Capital and Corporate Social Responsibility (VP HV and CSR) PT ANTAM UBPN Sultra Kamsi mengatakan, penanaman bibit karang itu merupakan salah satu rangkaian dari program pemberdayaan masyarakat pesisir di kecamatan Pomalaa yang berbasis ekonomi berkelajutan.

Tanam Bibit Karang, ANTAM dan YARI Libatkan Kelompok Nelayan di Pomalaa

Kata Kamsi, program yang akan berlangsung selama tiga tahun ini merupakan salah satu program unggulan CSR PT ANTAM UBPN Sultra yang dikerjasamakan dengan YARI.

Menurutnya, gagasan implementasi program itu merupakan wujud kepedulian ANTAM untuk meningkatkan potensi sumber daya perikanan di wilayah perairan kecamatan Pomalaa melalui peningkatan kapasitas nelayan serta pemberdayaan ekonomi secara berkelanjutan.

Di tempat yang sama, Project Leader program Pemberdayaan Nelayan Pesisir Pomalaa YARI Abdul Wahab mengatakan, kegaitan penanaman bibit karang ini diwali dengan seremonial penanaman dan penyerahan bibit karang yang telah diikat pada tiang substrat blok batako.

Bibit karang itu diberi penanda (tagging) atas nama bapak Kamsi, ST. selaku VP HC & CSR ANTAM UBPN Sultra serta bapak Muh. Rusdan selaku Manajer CSR ANTAM UBPN Sultra. Selanjutnya diberikan kepada tim penyelam YARI dan sejumlah anggota kelompok nelayan untuk dibawa ke lokasi penanaman.

“Media bibit karang itu diletakkan pada salah satu bangunan rumah ikan yang telah disusun sebelumnya oleh YARI dan anggota kelompok nelayan pada bulan Januari – Februari lalu,” jelas Abdul Wahab kepada awak ZONASULTRA.COM, Sabtu (28/7/2018).

Hal yang sama juga diungkapkan Direktur YARI Abed R Abdullah. Kata dia, hingga saat ini, program ini telah berhasil masang 45 buah bangunan rumah ikan/apartemen ikan di dasar laut kecamatan Pomalaa.

Pemasangannya melibatkan anggota kelompok nelayan bersama YARI. Jumlah itu terdiri dari 15 buah bangunan di area terumbu karang desa Hakatutobu, 15 buah di pesisir desa Tambea dan 15 buah bangunan lainnya dipasang di area terumbu karang kelurahan Dawi-dawi

Setiap bangunan akan ditanami bibit karang sebanyak 50 buah, sehingga pada akhir kegiatan diharapkan akan ada 2.250 buah bibit karang yang sudah ditanam pada 45 bangunan rumah ikan tersebut.

(Baca Juga : ANTAM Gelar Pelatihan Kesehatan Penyelaman bagi Nelayan di Pomalaa)

Sementara itu, Community Social Responsibility (CSR) PT ANTAM UBPN Sultra, Muhammad Rusdan mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi ekologi sumberdaya terumbu karang melalui kegiatan konservasi dan rehabiltasi yang dilakukan oleh kelompok masyarakat secara partisipatif dengan cara membuat apartemen ikan / rumah ikan yang dipadukan dengan metode transplantasi karang, sehingga ada lokasi penangkapan ikan yang baru (fishing ground) untuk nelayan di pesisir Pomalaa

“Selain itu, diharapakan dapat berfungsi sebagai rumpon dasar untuk mempercepat pengembalian stock ikan di sekitar perairan Pomalaa,” jelas Rusdan.

Dia berharap, dalam satu tahun kedepan, sudah terdapat ratusan atau ribuan ikan yang akan bermain, berlindung dan mencari makan di sekitar bangunan rumah ikan ini sehingga bisa menjadi bank ikan yang dijaga dan dilindungi oleh kelompok nelayan di 3 desa sasaran program.

Dengan begitu, stock perikanan tangkap di sekitar pesisir Pomalaa dapat pulih kembali sehingga masyarakat nelayan tidak jauh lagi melakukan penangkapan serta ada peningkatan hasil tangkapan yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan ekonomi nelayan. (*)

 


Penulis : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini