ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dari 2.026 Calon Jemaah Haji asal Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berangkat menunaikan ibadah haji tahun ini, ternyata didominiasi oleh mereka yang hanya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) La Maidu saat ditemui ruang kerjanya, Senin (30/7/2018).
La Maidu mengatakan, rata-rata pekerjaan jemaah haji yang berangkat tahun ini adalah petani, pegawai negeri sipil, dan wiraswasta. Akan tetapi mayoritas dari jemaah tersebut merupakan petani dan nelayan.
“Tidak ada laporan khusus pelunasan biaya hajinya, apakah dengan menabung atau lainnya. Tapi kebanyakan dari jemaah merupakan petani dan nelayan,” terangnya.
Dia menyebutkan, jemaah yang berangkat menunaikan rukun Islam ke lima ini adalah mereka yang sudah mendaftar kurang lebih tujuh tahun lalu. Adapun biaya untuk menunaikan ibadah haji setoran awalnya Rp 25 juta per orang.
Sedangkan, untuk pelunasan Rp 39.507.741 (sudah termasuk setoran awal). Sebutnya, di masing-masing embarkasi memiliki nilai setoran awal yang berbeda-beda.
“Jadi setoran awal 25 juta embarkasi Makassar, berarti jemaah wajib melunasi sisa dari cost yang ada,” tambahnya.
(Baca Juga : Lepas 85 Jamaah CJH, Ini Pesan Bupati Konsel)
Dia menjelskan, bagi pendaftar haji saat ini harus mengantri sekitar 18 tahun untuk dapat memenuhi panggilan ibadah itu. Jadi tidak heran, jika para calon jemaah yang masuk dalam daftar tunggu saat ini mencapai 35 ribu.
Tekait dengan periapan CJH tahun ini, La Maidu menungkapkan progresnya sudah mencapai 95 persen. Sisanya tinggal menunggu pelepasan pemberangkatan yang akan diselenggarakan pada tanggal 1 Agustus nanti.
“Untuk angkutan transportasi yang membawa JCH ke Embarkasi Makassar dan Jeddah juga sudah dipersiapkan. Panitia pemberangkatan telah melakukan rapat teknis dengan stakeholder yang tidak dalam pelayanan JCH,” pungkasnya. (B)
Reporter : Sitti Nurmalasari
Editor : Abdul Saban