ZONASULTRA.COM, ANDOOLO– Ketegaan Miskar (19) yang membunuh Heriana (48) seorang kepala dapur (koki) di PT. Rava yang berlokasi di Desa Ngapaaha, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) pada Jum’at (26/2/2016), sekitar pukul 18.00 wita itu, ternyata dipulicu oleh bahasa kasar yang dilontarkan korban kepada pelaku (Miskar).
Miskar yang ditemui awak Zonasultra.com di Polres Konsel mengungkapkan, bahasa kasar yang menyebut dirinya ‘anjing’ itu sudah tidak dapat dibendung dalam hati. Apalagi selama ini, kata-kata kurang baik sudah sering diucapkan korban (Heriana).
Pelaku yang baru bekerja selama dua bulan itu menceritakan, selain bahasa tidak sedap, dirinyapun kerap diantarkan makanan lewat jam makan. Hal itu membuat dirinya merasa dikucilkan apalagi beban kerja yang berat. Miskar bekerja pada bagian perminyakan yakni mengantar bahan bakar berupa solar dari penampungan menuju jeti (pelabuhan) yang berjarak sekitar 21 kilo meter.
“Saya dihina dibilangin anjing. Sebenarnya banyak yang diucapkan tapi yang paling tidak bagus saya dengar sudah kata itumi,” jelasnya, Selasa (1/3/2016)
Bahkan pada satu saat, kata Miskar, kepala koki itu sempat tidak mengantarkan makanan sama sekali.
Berawal dari dirinya diperintahkan oleh bosnya untuk membongkar solar yang saat itu sedang merasa lelah dan bukan jam kerja, pelaku pun merasa disepelehkan karena upah pembongkaran yang nilainya Rp.50 ribu dibagi lima, ternyata tidak diberikan juga kepadanya.
“Sudah pulang kerja kita disuruh bongkar solar, kan kita posisi sementara capek. Dikasi uang Rp.50 ribu bagi lima. Tapi karena yang kerja dua orang saja yakni Dayat dan Amir, sehingga bos (Bahrul) bilang, kenapa hanya berdua yang kerja, berarti uang dikasi dua org saja. Saya tersinggung gara-gara kata itu,” terangnya
Korban yang ada dilokasi itu melirik dengan muka sinis dan menggeluarkan kata kasar. Meski tidak tahu ditujukan pada siapa kata-kata tersebut, namun dirinya tersinggung dengan pernyataan korban itu.
Usai membongkar solar, Miskar lalu pulang ke rumahnya ganti pakaian lalu balik lagi ke lokasi perusahaan itu (PT. Rava), dengan niat ingin mengundurkan diri. Namun setelah tiba, pelaku melihat pisau dapur yang berada di belakang mobil. (Artikel Terkait : Gara-Gara Tak Diantarkan Makanan, Karyawan Perusahaan Ini Bunuh Seorang Koki)
“Dari jauh dia senyum pas saya posisi di atas motor. Setelah saya matikan motor, saya lihat pisau di belakang mobil dan ada di tanah. Lalu saya ambil dan menuju ke kepala dapur (koki) kemudian menikam di dadanya,” bebernya.
Usai kejadian tersebut, situa sipun menjadi ramai. Miskar kemudian berusaha melarikan diri ke rumah sepupunya yang ada di Desa Panggoosi, Kecamatan Tinanggea.
“Saya lari ke rumahnya sepupuh supaya minta kontak polisi untuk menyetorkan diri,” imbuhnya.
Penulis : Irfan Mualim
Editor : Rustam