Kasus Penyakit Malaria dan DBD di Konut Menurun

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Konut Nurjannah Efendi
Nurjannah Efendi

ZONASULTRA.COM,WANGGUDU-Kasus penyakit malaria dan demam berdarah (DBD) di wilayah Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami penurunan secara bertahap sejak 2016 hingga memasuki 2018.

Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Konut melalui Puskesmas, pada tahun-tahun sebelumnya di wilayah itu banyak ditemukan kasus penyakit malaria dan DBD dari berbagai desa di 13 kecamatan. Beruntung tak sampai menimbulkan kematian. Namun, penderitanya berada di kisaran puluhan orang.

Minimnya perhatian, pengawasan dan sosialisasi kepada masyarakat menjadi salah satu penyebab timbulnya penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti dan parasit plasmodium (gigitan nyamuk) itu.

Memasuki 2016, masa kepemimpinan Nurjannah Efendi sebagai Kepala Dinas Kesehatan, langsung bekerja ekstra bersama jajarannya dan tim medis yang berada di 22 Puskesmas memberantas penyakit mematikan itu. Alhasil, kasus malaria ini menurun drastis

“2017 tinggal 2 kasus malaria ditemukan, tapi itupun pendatang dan sudah tertangani. Di 2018 ini 1 orang wilayah kecamatan lalosolo langsung ditangani oleh tim yang berada di puskemas dan sudah sembuh,”kata Kepala Bidang (Kabid), Pelayanan Kesehatan dan P2 Dinkes Konut, Tuti dikomfirmasi belum lama ini.

“Untuk DBD, kita melakukan fogging. Yang kita paling kita antisipasi itu pada saat musim hujan, di sini peran kita untuk mengajak masyarakat menjaga pola hidup bersih, apalagi kalau ada kubangan air, sampah sangat rentang sekali menimbulkan DBD. Alhamdulillah mulai dari 2016 sampai 2018 ini kasusnya sudah menurun, ini yang kami antisipasi terus,”tambahnya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Konut, Nurjannah Efendi menjelaskan, malaria disebabkan oleh parasit plasmodium yang disebarkan oleh nyamuk anopheles betina, setelah terjadinya gigitan parasit akan masuk ke dalam aliran darah. Malaria adalah penyakit yang menyebar melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit dengan satu gigitan nyamuk, jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini bisa menyebabkan kematian.

Dikatakan, gejala malaria biasanya akan muncul antara satu sampai dua minggu dengan kondisi demam, berkeringat, menggigil atau kedinginan, muntah-muntah, sakit kepala, diare, dan nyeri otot. Penderita malaria bisa sembuh total jika diobati dan dirawat dengan benar. Berbagai jenis obat-obatan antimalaria dipakai untuk mengobati sekaligus mencegah penularan malaria.

Sedangakan DBD, lanjut mantan KTU Dinkes Konut ini, disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui perantara nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus. Tidak seperti nyamuk-nyamuk pada umumnya mencari makan di malam hari, hewan kecil bersayap ini umumnya menggigit di pagi hari sampai sore hari menjelang petang dan paling senang berkembang biak di kubangan air serta kotoran. Sama halnya malaria, DBD juga dapat menimbulkan. kematian jika tidak segera di tangani.

“Tentunya ini menjadi tugas kita bersama untuk selalu menerapkna hidup sehat dan bersih. Prosesnya kembali pada diri kita masing-masing. Kami sebagai pelayanan masyarakat, akan terus meningkatkan kinerja sehingga lebih baik lagi,”tukasnya. (B)

 


Reporter: Jefri Ipnu
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini