ZONASULTRA.COM, RUMBIA-Potensi budidaya udang bernilai ekspor di Bombana sejatinya cukup besar. Hanya saja, para petambak udang di daerah itu belum “percaya diri” akibat tidak adanya pembeli yang pasti sekaligus menawarkan harga kompetitif.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bombana, Sarif melalui Kabid Pengembangan Kawasan dan Budidaya Ikan, Mansur Sigia menjelaskan jika mayoritas petani tambak di daerah masih menggunakan sistem olahan tradisional. Belum lagi soal motivasi masyarakat penambak yang kurang karena tidak memadainya pembeli atau investor di daerah itu.
“Potensi udang di Bombana sangat bagus. Para investor sebaiknya berkunjung ke Bombana dan bisa saksikan ketika masyarakat sudah siapkan udang puluhan ton di pelelangan kadang bertahan sampai tiga hari,” kata Mansur, di Bombana, Selasa (11/9/2018).
Pihaknya bahkan sangat optimis jika investor masuk di Bombana, masyarakat pula akan termotivasi untuk meningkatkan lahan tambaknya secara maksimal. Para petambak itu butuh pembeli yang jelas dan membeli dengan harga yang menjanjikan.
(Baca Juga : Eksportir Udang Sarankan DKP Bombana Perhatikan Petani Tambak Udang)
“Misalnya, di sini harga udang Rp35 ribu per kilogram, tentu akan termotivasi lagi jika harga beli dan investor lebih tinggi sedikit dari para penampung udang di daerah ini, saya kira semua sudah bisa memahami itu,” tandasnya.
Mansur menjabarkan, peningkatan sektor pertambakan di daerah itu kian melejit. Tahun 2013 misalnya, Bombana memulai pengolahan tambak dan hanya memcapai 64 Ton. Kemudian di tahun 2014 meningkat menjadi 1.453 Ton. Produksi udang pun terus berlanjut lebih signifikan di tahun 2015 dengan capaian 1. 654 Ton dan hanya Selisih 4 Ton di Tahun 2016 dengan total 1658 Ton.
“Minat petani tambak udang pun kian meningkat hingga naik beberapa kali lipat di tahun 2017 sebanyak 5.280 Ton yang merupakan dampak dari naiknya harga udang. Saat ini kami masih berupaya lebih meningkatkan lagi potensi udang dan hasil untuk tahun ini, masih dalam tahap tabulasi,” paparnya.
Bicara soal potensi luasan areal tambak lanjut Mansur, terdapat 8. 131 hektar. Dimana, 3. 800 telah terolah dan ersebar di 17 Kecamatan d wilayah pesisir. Dari 17 kecamatan tersebut pula terdapat dua kecamatan sebagai lumbung tambak yakni Lantari Jaya dengan lahan seluas 2. 904 hektar den telah diolah sekitar 800 hektar.
Kemudian, Poleang Timur dengan cakuoan lahan tambak terluas kedua yakni 1. 683 hektar dengan luasan terolah sebanyak 964 hektar. “Kalau potensi lahan Lantari Jaya memang mantap, tapi bicara olahan itu ada di Poleang Timur,” tutup Mansur.
Pejabat DKP Bombana ini juga mengapresiasi saran dari salah seorang ekportir muda bernama Supriansyah Yusuf terkait pengembangan sektor tambak udang. Dimana, DKP cukup tetinspirasi untuk lebih giat lagi dalam proses pengembangan budidaya pertambakan air payau tetsebut. Saya sangat salut dan cukup merinding dengan masukan dari pemuda asal Poleang ini,” katanya.(B)