Tahun Ini, ANTAM Tanam 132 Ribu Pohon Mangrove di Pomalaa

Tahun Ini, ANTAM Tanam 132 Ribu Pohon Mangrove di Pomalaa
PENANAMAN MANGROVE - Jajaran ANTAM UBPN Sultra bersama Karang Taruna beberapa desa di kecamatan Pomalaa menanam pohon mangrove di pesisir Pantai Harapan. (ISTIMEWA)

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Sepanjang tahun 2018, PT Aneka Tambang (ANTAM) Tbk, Unit Binsis Pertambangan Nikel (UBPN) Sulawesi Tenggara (Sultra) menanam 132 ribu pohon mangrove di pesisir pantai kecamatan Pomalaa, kabupaten Kolaka.

Healt Savety Environment (HSE) Manager PT ANTAM UBPN Sultra, Bara Mahendra Sukaton mengatakan penanaman itu dilakukan secara bertahap dengan melibatkan Karang Taruna yang ada di 12 desa dan kelurahan di Pomalaa.

“Lokasi penanamannya dilakukan di pesisir Pantai Harapan dan Tambang Selatan, Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) ANTAM di Pomalaa,” kata Bara Mahendra Sukaton didampingi Public Relation Assistant Manager PT ANTAM UBPN Sultra, Dedy Supriyadi di kantornya, Rabu (19/9/2018).

Proses penanaman mangrove itu dibagi dalam tiga tahap, dimana tahap pertama sudah dilakukan pada tanggal 6 hingga 8 September 2018 dengan menanam 16.664 pohon. Pihak yang terlibat dalam penanaman ini adalah Karang Taruna dari desa Pelambua, Totobo, Tambea dan Kelurahan Kumoro.

Tahun Ini, ANTAM Tanam 132 Ribu Pohon Mangrove di Pomalaa

Kemudian, penanaman tahap kedua dilakukan pada minggu kedua bulan ini dengan menanam 32.328 pohon mangrove. Karang taruna yang terlibat dalam kegiatan ini berasal dari desa Oko-oko, Hakatutobu, Huko-huko dan Pesouha serta kelurahan Pomalaa, Tonggoni dan Dawi-dawi.

Sementara untuk penanaman tahap ketiga akan dilakukan pada minggu keempat bulan ini. Sasaranya di lokasi pesisir Tambang Selatan WIUP ANTAM UBPN Sultra, antara desa Oko-oko dan Sopura.

“Mangrove yang akan ditanam pada tahap ketiga ini berjumlah 82 ribu pohan. Sehingga total mangrove yang ditanam dari tahap pertama hingga ketiga berjumlah 132 ribu pohon,” katanya.

Di tempat yang sama, Public Relation Assistant Manager PT ANTAM UBPN Sultra, Dedy Supriyadi mengatakan kegiatan penanaman mangrove itu merupakan salah satu upaya ANTAM dalam menekan laju sedimentasi di wilayah pesisir kecamatan Pomalaa.

Menurut Dedy, bahwa kegiatan penanaman mangrove sudah dilakukan pihaknya sejak dulu untuk mengurangi sedimentasi, dan ini terus berlangsung setiap tahunnya hingga saat ini.

Dedy mengungkapkan, mangrove sangat penting untuk melindungi kawasan pesisir Pomalaa, utamanya menyaring endapan lumpur yang terbawa aliran air sungai hingga ke muara.

(Baca Juga : ANTAM Bantu Tingkatkan Kapasitas BPD se-Kecamatan Pomalaa)

“Sedimen punya pengaruh buruk terhadap pertumbuhan terumbu karang dalam melakukan fotosintesis. Sehingga kita berupaya merehabilitasi kembali pesisirnya dengan menanam mangrove untuk memulihkan terumbu karangnya,” kata Dedy.

Walau begitu, Dedy juga menampik jika sedimen itu merupakan dampak dari aktivitas ANTAM. Sebab, selama ini pihaknya telah menerapkan praktik pertambangan dengan memperhatikan pengelolaan lingkungan yang baik.

“Setiap saat, penanganan limbah maupun pengelolaan lingkungan yang dilakukan ANTAM selalu dievaluasi oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Dan selama itu pula, hasil evaluasi mereka selalu memastikan bahwa dampak aktivitas kami tidak melampaui ambang batas standar pengelolaan lingkungan seperti yang ditetapkan pemerintah,” jelasnya.

Terkait dengan kondisi sedimentasi di pesisir Pomalaa saat ini, Dedy tak mau berpolemik. Namun menurutnya, banyak pihak yang turut memberikan dampak buruk terhadap munculnya sedimen itu. (*)

 


Penulis : Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini