ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Pemerintah Kota Kendari, Pemerintah Provinsi Sultra, dan Bank Rakyat Indonesia membentuk kelompok nelayan mandiri. Hal ini untuk meningkatkan produksi ikan di Kota Kendari.
Guna menguatkan kelompok nelayan mandiri ini, semua pihak melakukan penandatanganan nota kesepahaman pengembangan sektor perikanan di Kecamatan Abeli, Kota Kendari oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sultra Minot Purwahono, Plt Wali Kota Kendari Sulkarnain, Kepala Cabang BRI Bypass Kendari Jeremy D Siahaan, dan pihak terkait lainnya di Aula Bank Indonesia Perwakilan Sultra, Rabu (26/9/2018).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sultra, Minot Purwahono mengatakan, Kota Kendari mempunyai potensi besar terhadap produksi ikan. Namun, ikan sering kali menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi. Sebab, pada saat terjadi musim gelombang dan angin kencang produksi ikan akan menurun.
Olehnya itu, Bank Indonesia mencoba meningkatkan produksi ikan dengan cara membentuk kelompok nelayan mandiri. Sehingga nelayan tidak bergantung pada siapapun, mereka bisa menjual langsung dengan harga yang layak. Dan harga jualnya masih terjangkau ketika sampai ke tangan konsumen.
“Sebetulnya ini hanya semacam modal awal yang diberikan kepada nelayan. Untuk melihat perkembangan selama tiga tahun ke depan kelompok nelayan bisa menjadi mandiri. Tidak tergantung terhadap kelompok tertentu,” ujarnya.
Menurut Minot, terbangunnya kemandirian nelayan, maka akan mendorong kelompok-kelompok lainnya untuk menjadi mandiri. Dengan begitu, ketika nelayan menjadi bersatu dalam kelompok besar, maka bisa mempunyai posisi yang lebih kuat dalam rangka negosiasi dengan pasar.
Di tempat yang sama, Plt Wali Kota Kendari Sulkarnain mengatakan, kendala teknis yang selama ini terjadi pada nelayan adalah mereka bergantung dengan kelompok-kelompok tertentu yang menguasai pasar. Sehingga, nelayan meminjam semua kebutuhannya kepada kelompok tersebut.
Inilah yang menjadikan nelayan tidak berkembang, terutama dari segi penghasilan. Sebab, mereka tidak punya pilihan untuk menjual hasil tangkapan ke kelompok atau tempat lainnya.
Makanya dengan upaya Bank Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kota Kendari memberikan modal sejak awal, bisa membuat nelayan menjadi independen. Selain itu, memfasilitasi hasil tangkapan agar bisa diserap oleh pasar.
“Sekarang kita punya cold storage 100 ton. Dan akan mulai beroperasi bulan depan. Kami juga telah meminta kepada gubernur agar cold storage tersebut bisa ditambah sampai 500 ton,” jelasnya.
Ia pun mengharapkan dengan terwujudnya hal tersebut, maka masyarakat akan memiliki banyak pilihan ketika melepas hasil tangkapan. Tidak lagi tertekan oleh kelompok tertentu yang menguasai pasar. Sehingga mereka bisa menjual hasil tangkapan dengan harga yang layak dan menguntungkan bagi nelayan.
“Pemkot akan terus menyalurkan dan memberikan bantuan dari pemerintah pusat. Seperti kapal nelayan yang sementara diurus izinnya. Dengan harapan terbitnya izin dapat menambah kelompok nelayan di Kota Kendari,” pungkasnya. (A)