
ZONASULTRA.COM, KENDARI – Guna mensinkronkan data mahasiswa dan pelaporannya tepat waktu dan valid di Pangkalan Data Dikti atau Forlap Dikti, Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari menyelenggarakan pelatihan penginputan sistem informasi akademik (Siakad) dan pelaporan data evaluasi program studi berbasis evaluasi diri (EPSBED) di salah satu hotel di Kendari, Selasa (23/10/2018).
Rektor UHO Muhammad Zamrun dalam sambutannya mengatakan, setelah pelatihan ini selesai, baik fakultas, jurusan, maupun program studi agar segera menyelesaikan data-data mahasiswa yang belum selesai. Sebab hal tersebut bisa berdampak kepada akreditasi, besaran uang kuliah tunggal (UKT), dan yang lainnya.
Ia mengungkapkan, dengan sinkron dan validnya data-data mahasiswa tersebut, pelaporan jumlah mahasiswa nantinya tidak akan simpang siur.
“Apabila jumlah mahasiswa yang terdata kurang dan pendapatannya lebih, itu dianggap pungutan liar (Pungli). Jadi masalah data jangan dipandang enteng, saya berharap fakultas, jurusan, prodi segera dibetulkan tahun ini beres semuanya. Sehingga berkerjalah semaksimal mungkin untuk kepentingan UHO yang lebih baik ke depannya,” terang Zamrun.
Sementara ketua panitia kegiatan La Midi mengatakan, dengan kegiatan ini diharapkan setiap semesternya UHO harus melaporkan data mahasiswa melalui penginputan sistem informasi akademik (Siakad). Termasuk transaksi akademik dipangkalan data dikti atau forlap dikti.
Kata dia, kendala yang masih ditemukan di dalam penginputan Siakad dan EPSBED biasanya berkaitan dengan pelaporan yang tidak tepat waktu, sementara dikti sendiri membuka pelaporannya dua bulan setelah perkuliahan.
“Jadi kalau lebih dari bulan yang sudah ditetapkan, itu pelaporan dari pangkalan data dikti akan ditutup sehingga prodi harus melalui UPT TIK agar segera diteruskan dengan melakukan permohonan pembukaan pelaporan yang sudah terlambat. Setelah itu tergantung kapan dibuka nantinya sudah dibuka baru kami melaporkan,” kata dia.
Dari masalah tersebut, kata dia, muncul kejanggalan data yang berkaitan dengan masalah itu, yang tadinya jumlah mahasiswa yang aktif 50 ribu, tetapi yang terdata dipangkalan data dikti hanya 27 ribu lebih. Ditambah lagi kurangnya pemahaman yang ada di Prodi dalam pelaporan.
“Sehingga saya berharap, dengan dilakukannya pelatihan ini semua yang terlibat dalam penginputan Siakad dan pelaporan data EPSBED mereka bisa paham bahwa ternyata pelaporan sangat penting dalam rangka perbaikan dan prestasi UHO,” tutupnya. (B)












