Akibat Isu Negatif, Realisasi Vaksinasi MR di Kendari Rendah

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Kendari Rahminingrum
Rahminingrum

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Tingkat capaian imunisasi Maeles Rubela (MR) di Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga akhir September 2018 mencapai 49,4 persen padahal pemkot menargetkan capaian imunisasi MR bisa sampai 95 persen.

Capain yang rendah ini salah satunya disebabkan munculnya isu yang berkembang di media sosial dan beberapa pemberitaan bahwa vaksin MR ini haram.

Akibatnya sejumlah orang tua yang awalnya mengizinkan anaknya untuk diberikan vaksin MR tidak lagi mau anaknya di imunisasi. Faktor inilah kemudian yang menjadi penyebab rendahnya capaian imunisasi MR di Kota Kendari

“Kalau dibandingkan dengan 17 kabupaten dan kota yang ada di Sultra, Kota Kendari bersama dengan Kolaka Timur menjadi daerah yang paling rendah realisasi pencapaian imunisasi MR, ” jelas Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu (24/10/2018).

Dituturkanya, pihaknya sebenarnya sudah melakukan beberapa upaya dengan mensosialisasikan pentingnya imunisasi MR, bahkan pihaknya juga membawa surat MUI yang menyatakan kebolehan melakukan vaksinasi MR. Namun hal ini rupanya tetap tidak mengubah keputusan orang tua siswa untuk memberikan izin kepada anaknya untuk diimunisasi.

(Baca Juga : MUI Sultra: Vaksinasi MR Dihentikan Sementara, Sulkarnain Minta Tetap Dilanjutkan)

Selain itu lanjut Rahminingrum, untuk bisa lebih meningkatkan jumlah realisasi vaksinasi MR ini Kementerian kesehatan telah memperpanjang waktu pelaksanaanya dari sebelumnya sampai September diperpanjang hingga 31 Oktober. Namun hingga 20 Oktober realisasi caoaian imunisasi MR di Kota Kendari masih rendah.

“Sebenarnya saya juga cukup heran dengan kondisi yang ada dilapangan. Sebabhingga saat tidak ditemukan kejadian yang terjadi dimasyarakat pasca menjalani imunisasi MR kecuali bengkak-bengkak yang terjadi sama anak-anak tetapi hal itu normal yang dialami seorang anak pasca imunisasi karena itu bagian dari respons tubuh,”tuturnya.

Sementara itu Kepala Puskesmas Wuawua dr Andi Nurmawanti menerangkan, penolakan dari orang tua siswa ini merupakan tantangan yang yang cukup berat untuk bisa menyukseskan proses vaksinasi imunisasi MR di wlayah kerja Puskesmasnya.

Terlebih lagi katanya, penyampaian penolakan seorang anak untuk diberikan imunisasi MR diterima oleh pihak puskesmas melalui guru dan tidak langsung dari orang tua murid yang bersangkutan. Akibatnya, untuk memberikan pemahaman terhadap pentingnya imunisasi MR ini sulit untuk dilakukan.

“Dengan waktu yang ada ini kami dari pihak Puskesmas tentunya akan terus berupaya untuk melaksanakan program ini sebagaimana amanah yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan, “tukasnya. (B)

 


Reporter : M Rasman Saputra
Editor Tahir Ose

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini