ZONASULTR.COM,WANGGUDU – Program budidaya undang vaname yang diinisiasi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai berjalan.
Kepala DKP Konut, Deddi Riyanto Hamid, melalui Kabid Budidaya DKP, Darwis mengatakan sebagai langkah awal, budidaya udang vaname telah berjalan di desa Pasir Putih, Kecamatan Lembo seluas 10 ribu hektar.
Dari 10 ribu hektar itu, lokasi pemeliharaannya dibagi menjadi 10 petak dengan ukuran 46 kali 58 mili meter setiap petaknya. Masing-masing ruang berisikan 1,5 juta bibit udang vaname.
“Di lokasi ini (Desa Pasir Putih) dua petak sudah jalan dengan berisikan 1,5 juta bibit udang vaname. Sisanya sementara diolah dan segera tuntas dalam waktu dekat ini,” kata Darwis usai meninjau lokasi pembibitan udang paname, Senin (5/11/2018).
Dia menjelaskan, budidaya udang vaname itu merupakan kerjasama antara Pemerintah Daerah (Pemda) Konut, melalui DKP setempat dengan PT Made By Good (MBG), perusahaan asal Negara Korea Selatan (Korsel).
Program ini mulai diinisiasi sejak 2017 lalu dengan bantuan pendanaan dari PT MBG degan daerah sasaran tersebar di di kecamatan Lembo, Lasolo Kepulauan (Laskep) dan Molawe.
Kata Darwis, program budidaya itu dilakukan langsung oleh masyarakat setempat. Hal ini sesuai visi dan misi Pemda Konut, yakni menciptkan lapangan kerja dan peluang usaha bagi masyarakat setempat serta memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Tambaknya sudah dilengkapi fasilitas untuk memberikan hasil yang baik saat panen nantinya. Lokasi tambak yang lain juga sudah sementara dikerjakan. Kalau ini berkembang, menjadi peluang lapangan kerja yang baik buat masyarakat kita,” ujarnya.
Mantan Lurah Molawe ini menambahkan, alasan udang vaname menjadi prodak unggulan untuk budidaya karena selain mengandung nutrisi yang tinggi, perkembangannya cepat serta harga jualnya juga terbilang tinggi jika dibanding udang jenis lainnya, seperti black tiger.
“Kalau harga udang vaname perkilo berkisar antara Rp.80 ribu sampai Rp.100 ribu perkilo, tergantung ukuran. Untuk yang dua petak saja dengan bibit 1,5 juta, kalau panen hasilnya sampai 30 ton dengan harga jual Rp1,5 miliyar. Ini jelas sangat baik untuk PAD kita dan peningkatan kesejatraan masyarakat,” tandasnya. (B)
Reporter:Jefri Ipnu
Editor: Abdul Saban