ZONASULTRA.COM, ANDOOLO – Empat atlet sepak bola Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIII Sulawesi Tenggara (Sultra) yang masuk dalam kontingen Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) dicoret dari daftar timnya karena mereka menuntut uang saku yang tidak dibayarkan selama menjalani Training Center (TC).
Keempat atlet itu adalah Akbar, Faisal dan Toto. Ketiganya berposisi sebagai pemain bertahan serta Andi Krismawanto Saputra sebagai penjaga gawang.
“Kita berempat tidak disebut waktu diabsen dalam mobil, padahal kita sudah bersiap mau berangkat dengan yang lain,” kata Andi saat diwawancarai bersama tiga rekannya, Jumat (30/11/2018).
Akbar melanjutkan, sebelumnya ia bersama tiga temanya sempat mempertanyakan uang saku saat official bersama pemain lainnya berkumpul untuk membahas keberangkatan.
“Kita kan sudah pernah dijanjikan sama salah satu asisten menejer kalau uang saku akan kita terima selama TC tiga bulan itu. Nah makanya tadi malam kita tanyakan haknya kita. Ternyata tadi pagi kita langsung dicoret, terpaksa kita langsung turun dari bus dengan pakaian lengkap,” terangnya.
Akbar mengaku, selama TC ia dan temanya hanya diberi honor senilai Rp.500 ribu. Itupun mereka tidak dilengkapi baju latihan, sepatu dan fasilitas lainnya.
Walau begitu, dia tidak tau pasti nominal uang saku bulanan yang pernah dijanjikan itu. Akan tetapi mereka memang dijanjikan akan menerima honor sebesar Rp.500 ribu selama menjalani masa TC itu.
Sementara itu, Menejer Persatuan Sepak Bola (PS) Konsel, Erman mengaku tidak dapat berbuat banyak terkait tuntutan keempat atlet sepak bola itu. Pasalnya, PSSI Konsel sendiri hanya menggelontorkan anggaran Rp.100 juta rupiah sebagai persiapan mengikuti Porprov di kabupaten Kolaka nanti.
“Bukan cuma pemain yang mengeluh, kita pengurus juga susah. Tapi mau diapa, pemain kalau tidak siap, kita tidak bisa paksakan. Daripada mempengaruhi temanya yang lain, mending kita coret,” ujar Erman.
Dia mengatakan bahwa anggaran Rp100 juta tersebut telah digunakan sejak tim PS Konsel berlaga di Liga Tiga bulan April lalu. Sehingga, anggaran yang seharusnya digunakan untuk Porprov itu sudah tidak cukup membiayai kebutuhan para atlet.
Sementara itu, Sekretaris Umum (Sekum) PSSI Asrudin saat dihubungi awak media memilih berlalu dan tak mau membahas masalah ini. Dirinya menganggap persoalan tersebut sudah lewat.
“Sekarang kalau soal itu, mana perjanjianya,” tukasnya. (A)
Bekukan saja PSSI Konsel, Ditangan mereka atlet potensial cabor sepak bola tak mendapat ruang pengembangan diri. Kebanyakan lari dan memilih memperkuat Tim daerah lain.