ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggagas penyuluhan pertanian dengan menyasar generasi muda.
Kepala Seksi Kelembagaan Bidang Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Andi Syahrir mengatakan, sudah saatnya pihaknya mencoba memberikan penyuluhan kepada anak sekolah menengah atas atau mahasiswa perguruan tinggi.
Langkah ini bisa dilakukan yaitu dengan memasukan pelajaran tentang pertanian dalam mata pelajaran muatan lokal. Selain itu, menumbuhkan dan memfasilitasi organisasi intra sekolah seperti komunitas pecinta pertanian.
“Itu rencana kita di tahun 2019 untuk bisa direalisasikan. Kadistanak juga sudah menyetujui hal tersebut,” ujarnya di Kendari, Rabu (5/12/2018).
Dengan langkah tersebut, pihaknya bisa menyakinkan generasi muda bahwa bertani bisa menjanjikan kesejahteraan dengan cara manajemen bertani yang baik. Atau paling tidak, membuat mereka mencintai dunia pertanian terlebih dahulu.
“Sekarang kita harus berpikir di luar kotak (think out of the box), kenapa kita tidak coba menyuluh anak muda,” tambahnya.
Selama ini, distanak memberikan penyuluhan kepada petani dengan tiga komponen yaitu petani yang sudah tua, berpendidikan rendah, dan cenderung tidak bahagia dengan profesinya.
Kata dia, pihaknya mempengaruhi, membimbing dan mengajak petani dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya agar bertani secara baik.
Namun, karena ketiga komponen ini penyuluhan yang diberikan tidak membawa hasil dan dinilai tidak efektif. Kemudian, sangat kurang anak muda yang mau menggantikan orang tuanya menjadi petani.
“Itulah yang menjelaskan kenapa jumlah petani kita menjadi susut. Karena mereka sudah tua, sedangkan generasi muda tidak ada yang mau menjadi petani,” sebutnya.
Olehnya itu, pihaknya ingin mencoba keluar dari model penyuluhan konvensional yang hanya menyuluh petani yang sudah tua, berpendidikan rendah, dan cenderung tidak bahagia dengan profesinya. Sehingga, pihaknya mengganti segmen penyuluhan menyasar generasi muda yang berpendidikan. Ketika generasi muda menjadi petani, maka cara bertaninya akan berbeda dengan petani yang ada saat ini.
Mantan wartawan ini menambahkan, jika anak muda tidak mau lagi bertani, siapa yang akan memproduksi bahan pangan. Ini merupakan ancaman ketahanan pangan bagi Indonesia khususnya di wilayah Sultra.
Untuk menguatkan gagasan tersebut, pihaknya akan berupaya dapat tertuang di dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Provinsi Sultra. (a)