ZONASULTRA.COM, KENDARI – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia akan menurunkan tim investigasi untuk mencari kebenaran dugaan jual beli soal computer assisted test (CAT) seleksi KPU Kolaka Timur (Koltim).
Hal itu disampaikan oleh Ketua KPU Sultra, La Ode Abdul Natsir. “Mengenai tim investigasi ini, tentunya anggota-anggotanya KPU RI yang menentukan. Kami kalau sudah ada apa yang dibutuhkan tim investigasi itu kita akan bantu,” kata mantan Ketua KPU Kendari ini, Selasa (11/12/2018).
Lanjutnya, KPU RI juga telah meminta kepada KPU Sultra untuk melakukan supervisi terhadap tim seleksi. Hal itu telah dilakukan oleh KPU Sultra, pasca keluarnya 10 besar nama-nama calon KPU Kolaka dan Kolaka Timur (Koltim).
“Itu kami bertemu timsel sekitar pukul 22.00 Wita tadi malam. Dan timsel menyampaikan semua tahapan sudah berjalan dengan baik. Terkait adanya suap, dan incumbent yang tidak diloloskan, itu juga kita tanyakan.” kata Abdul Natsir.
KPU Sultra telah mencatat seluruh jawaban dari timsel untuk kebutuhan tim investigasi dari KPU RI nanti.
“Timsel menyampaikan pada prinsipnya timsel menggaransikan dan mempertanggungjawabkan hasil seleksi yang telah dilakukannya. Prinsipnya kami tidak punya hak mengintervensi atau sampai memarahi timsel.
“Kami sampai saat ini masih menghormati timsel yang telah dibentuk. Jadi jangan bilang kita ini tidak berbuat apa-apa. Hanya saja kami ini punya batasan,” tambahnya.
Kendati demikian, Abdul Natsir berharap masyarakat bisa memberikan informasi ke KPU Sultra sebagai bahan untuk tim investigasi nanti. “Intinya kita siap bekerjasama dengan semua oihak untuk membuat terang masalah ini,” terang Abdul Natsir.
Di tempat yang sama, Komisioner KPU Sultra Nato Al Haq menambahkan, sejak awal pihaknya tidak pernah melakukan intervensi kepada tim seleksi. Karena KPU Sultra menghormati timsel bentukan dari KPU RI.
“Kemandirian, integritas, dan profesionalitas itu ditekankan bukan untuk pihak luar. Dan kami dari KPU Sultra sudah menanamkan itu sejak awal,” kata Nato.
“Soal CAT yang diduga bocor, kami yakin sekali itu tidak akan terjadi. Kalaupun ada, kami yakin itu hanya upaya-upaya tertentu yang dilakukan oknum untuk membangun upaya belajar. Tapi kita lihat saja nanti bagaimana hasil investigasinya,” terang Nato. (a)