ZONASULTRA.COM, RAHA – Pesona wisata air terjun di Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara ( Sultra) bisa menjadi alternatif untuk mengisi liburan anda di akhir pekan.
Adalah Air terjun Kalimalima namanya. Bak serpihan surga yang tersembunyi di tanah Muna, keindahannya menjadi rujukan wajib untuk berlibur, bagi mereka pecinta travelling.
Destinasi wisata alam itu berada di desa Moolo, kecamatan Batukara, kabupaten Muna memiliki spot yang cukup menakjubkan terletak di tengah kawasan hutan. Wisata alam yang masih tergolong perawan ini berada di pulau Muna bagian Timur.
Disebut Kalimalima oleh masyarakat sekitar karena mengandung arti tangan tangan manusia. Menyuguhkan keindahan alam bak serpihan surga tersembunyi karena lokasinya berada di tengah di tebing bukit.
Untuk menuju spot air terjun itu Anda harus menempuh jarak puluhan kilometer. Dari kota Raha, harus menyeberang pulau menuju pelabuhan Maligano menggunakan kapal fiber atau speed. Lalu, dilanjutkan perjalanan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat melewati rute Maligano-Pure sekitar 10 kilometer hingga ke desa Moolo, kecamatan Batukara.
Adrenalin mulai teruji dengan berjalan kaki menyusuri hutan belantara mendaki bukit, menuruni lembah dan melewati sungai sepanjang lima kilometer di kawasan hutan Batukara.
Baca Juga : Air Terjun Kandawu Ndawuna, Pesona Wisata Alam Pulau Buton
Namun lelah bakal terobati ketika tiba di lokasi karena akan disuguhkan keindahan wisata alam air terjun yang sangat memukau di pandang mata. Suara gemericik air mulai terdengar hingga satu kilometer dan suhu dingin langsung menyelimuti badan.
Untuk ke lokasi kolam air terjun harus melalui kaki bukit, dan mendaki melewati bebatuan bertingkat dengan aliran air yang di beberapa sudutnya membentuk kolam kolam kecil mengalir hingga ke hulu sungai. Tak jarang beberapa titik, kita jumpai airnya berwarna kehijauan.
Letaknya tersembunyi, karena berada pada kemiringan sekitar 70 derajat, air terjun ini menyajikan 13 tingkat bebatuan bervariasi dibentuk oleh aliran air yang jatuh dari ketinggian sekitar 100 meter. Mengalir melewati permukaan batu membentuk seperti tangan-tangan manusia yang telungkup dan bertingkat tingkat yang di perkirakan ratusan tahun.
Tangan tangan telungkup itu, terbentuk secara alami oleh aliran air terjun yang mengikis bebatuan menyusuri tebing bebatuan, jatuh ke bawah menyerupai tirai sampai ke permukaan membentuk kolam yang diperkirakan memiliki lebar 30 meter dengan panjang mencapai 20 meter dengan kedalaman hingga 10 meter.
Sampai di puncaknya pun, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan aliran air dari hutan dengan curah hujan sedang dan hutan alami sehingga air yang dihasilkan tak pernah kering.
Air Kalimalima juga dimanfaatkan sebagai sumber air bagi masyarakat setempat. Berada dalam wilayah cagar alam, tak heran jika destinasi satu ini juga menjadi rumah untuk beberapa hewan endemik seperti burung Sarawak.
Sensasi dingin bakal terasa hingga ke sekujur tubuh saat menyebur kearea kolam. “Seperti berada dalam kolam es. Sensasinya sangat menyegarkan. Lelah dalam perjalanan kaki 5 kilometer terbayar,” cetus Sitti Sabar, salah satu pengunjung dari desa Lapole kecamatan Maligano, Senin (7/1/2019).
Kata Sabar, destinasi wisata Kalimalima sudah dikunjungi oleh berbagai media nasional. “Sudah banyak stasiun televisi yang datang berkunjung mengambil video. Ya mudah mudahan dengan terekspose nya dimedia bisa membuat Kalimalima terkenal dan mendapat perhatian untuk dipercantik lagi,” harapnya.
Meski begitu, serpihan surga ini belum mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat. Jaraknya yang cukup jauh dan medan yang sulit sehingga membuat akses di lokasi sangat sulit untuk dijangkau oleh kendaraan.(a)