Bisnis Kondom Bak Bom Atom

Fitri Suryani, S.Pd
Fitri Suryani, S.Pd

Di balik kemeriahan pergantian tahun baru, tidak sedikit menyisakan cerita yang menyayat hati. Karena pada malam tersebut tak sedikit yang menggunakan kesempatan untuk hal-hal yang tak sepatutnya, baik oleh orang dewasa maupun para remaja.

Bagaimana tidak, menjelang pergantian tahun tidak hanya terompet saja laris manis di pasaran, menjelang pergantian tahun. Di sejumlah apotek, toko, mini market, penjualan alat kontrasepsi kondom ikut mengalami peningkatan. Di beberapa titik wilayah Purwakarta, kondisi ini terjadi seiring dengan makin dekatnya malam pergantian tahun baru. Peningkatan penjualan itu diakui beberapa apotek di Purwakarta semakin meningkat setiap akhir tahun.

Menurut salah seorang karyawan apotek di Munjuljaya, Kecamatan Purwakarta, Azis Muslim, permintaan kondom beberapa hari terakhir terus meningkat dibanding hari biasa. Ia menambahkan, pembeli mulai banyak sejak dua hari terkahir. Dan biasanya pembeli lebih banyak datang pada siang dan sore. Untuk pembelinya, lanjut dia, mulai dari anak muda sampai orang tua (Pojoksatu.id, 31/12/2018).

Di lain tempat pula penjualan alat kontrasepsi jenis kondom meningkat di Sampit.  Ironisnya ini terjadi menjelang malam tahun baru barusan.Seperti pengakuan Devi,  salah seorang pegawai apotek di Jalan MT Haryono, Rabu (2/1).  Diakuinya pembeli kondom dari usia beragam. Tapi yang dominan adalah usia remaja.

Saat ini, stok kondom di apotek yang dijaganya semakin menipis. Ditambahkannya peningkatan permintaan akan kondom ini tak hanya terjadi menjelang akhir tahun saja. Namun juga setelah perayaan tahun baru. Kenaikan permintaan  sekitar 25 sampai 30 persen dari biasanya (Prokal.co, 03/01/2019).

Kondisi serupa pada malam tutup tahun 2018, salah satu barang yang paling dicari adalah alat kontrasepsi kondom. Hari terakhir di tahun 2018 atau satu hari menjelang tahun 2019, penjualan kondom di Apotek Anduonohu Kota Kendari laris manis.

Menurut penanggung jawab apotek Anduonohu, Muhammad Sadam Safutra, kondom yang dijualnya diserbu pembeli hingga ludes sejak pukul 17.00 wita. Lebih lanjut, kata Sadam, pada bulan-bulan sebelumnya stok penjualan selalu tersisa pada akhir bulannya, namun pada bulan desember atau akhir tahun ini justru habis lebih cepat dari biasanya (Detiksultra.com, 01/01/2019).

Dari fakta diatas tentu bukan menjadi rahasia lagi, karena sudah hampir menjadi tradisi setiap menyambut perayaan tahun baru. Tak sedikit masyarkat tak terkecuali para remaja menghabiskan malam akhir tahun dengan berbagai aktivitas. Mulai dari sekedar menunggu pergantian tahun, meniup terompet, pesta kembang api hingga mabuk-mabukan, bahkan ada pula yang menggunakan kesempatan berbuat mesum dengan yang bukan pasangan sahnya.

Hal tersebut pun dijadikan kesempatan untuk meraup untung yang menggiurkan. Salah satunya bisnis kondom yang laku keras di pasaran. Bisnis kondom pun bak bom atom. Disatu sisi dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah, namun di sisi lain sungguh sangat memprihatinkan atas penyalahgunaannya.

Tentu sangat disayangkan, jika generasi saat ini lebih disibukkan oleh kegiatan euforia sesaat bahkan sesat. Apalagi mendatangkan mudarat. Apa jadinya negeri ini jika generasi penerusnya tak dapat diharapkan. Sebab selain larisnya kondom pada saat tutup tahun, ternyata miras merupakan barang yang dicari juga.

Sebagaimana di hari pertama kalender 2019, Wali Kota Bandung Oded M Danial dan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menggelar aksi Gerakan Pungut Sampah (GPS) di sejumlah ruas jalan Kota Bandung. Wali Kota Bandung prihatin banyak sampah puntung rokok dan botol miras (Detik.com, 01/10/2019).

Bisa dibayangkan kalau generasi saat ini saja memiliki perilaku yang jauh dari harapan. Bagaimana dengan generasi selanjutnya?

Ini tentu membutuhkan peran orang tua yang merupakan sekolah pertama dan utama untuk anak-anaknya dalam menanamkan budi pekerti yang luhur. Begitu juga peran masyarakat dalam mendukung pendidikan yang telah diperoleh dari rumah. Selain itu sangat penting pula partisipasi negara dalam meminimalisir tindakan yang dapat mengantarkan anak-anak bangsa pada perilaku menyimpang. Terlebih negara memiliki kekuatan hukum untuk menidak tegas dan memberikan sanksi bagi mereka yang bertindak menyimpang.

Olehnya itu, sangat penting memberikan nilai edukasi kepada masyarkat, begitu pula remaja yang menjadi tumpuan bangsa di masa yang akan datang. Maka dari itu, penting adanya aktivitas saling nasehat-menasehati dan saling mengingatkan untuk senantiasa berada pada jalan yang lurus.

Dari itu, mestinya pada penghujung tahun kita dapat mengintrospeksi diri atas perbuatan yang telah dilakukan sebelumnya dengan harapan dapat berubah menjadi lebi baik. Namun sayangnya banyak yang menyalahgunakan hanya sekedar hura-hura yang jauh dari kata manfaat hingga berbuat maksiat.

Dengan demikian, memang sulit menciptakan kondisi yang kondusif di tengah situasi yang sekuler saat ini. Namun, semua itu tidak sukar jika peran orang tua, masyarakat dan negara saling bersinergi untuk menciptakan dan mendukung terciptanya hal-hal yang dapat mendatangkan nilai-nilai positif dengan kembali kepada aturan-Nya yang maha baik. Wallahu ‘alam bi ash-shawab.

 

Oleh: Fitri Suryani, S.Pd
Penulis Merupakan Guru SMA Negeri di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini