ZONASULTRA.COM, LAWORO – Masyarakat Kabupaten Muna Barat (Mubar) Sulawesi Tenggara (Sultra), kini tidak perlu khawatir lagi akan kehabisan Bahan Bakar Premium (BBM) pertalite maupun solar. Sebab, bulan Mei 2019 mendatang, pembangunan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) akan segera beroperasi.
Namanya SPBU Kompak 76.936.04, terletak di jalan poros Lagadi-Tondasi tepatnya di Desa Suka Damai, Kecamatan Tiworo Tengah, Kabupaten Muna Barat (Mubar). Sebelumnya berstatus Agen Premiun, Minyak dan Solar (AMPS) dan tidak lama lagi akan menjadi SPBU.
“Insya Allah bulan Mei 2019 ini pembangunan SPBU Kompak 76.936.04 akan selesai dan segera beroperasi. Sekarang pembangunannya sudah mencapai 70 persen lebih,” kata Direktur SPBU Kompak 76.936.04 Erwansyah Neng di lokasi pembangunan SPBU ini, Jumat (1/2/2019).
Kata Erwansyah Neng, selama ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Mubar akan bahar bakar minyak (BBM) ini, mengandalkan agen premium, minyak dan solar (AMPS). Namun tentu hal itu, menurutnya belum memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Jadi karena kebutuhan masyarakat Mubar akan BBM ini belum memenuhi. Kita mulai membangun SPBU ini di awal tahun 2018 yang lalu. Dan dalam waktu dekat kita akan mengoperasikan SPBU tersebut,” tuturnya.
Dia menambahkan, SPBU tersebut akan dilengkapi dengan sejumlah fasiltas penunjang lainnya, seperti tempat istirahat bagi para pengguna jalan yang melintas karena lokasi SPBU ini, tepat berada di jalan poros Lagadi-Tondasi. Dirinya berharap dengan beroperasinya SPBU Kompak ini dapat melayani masyarakat dengan maksimal.
“Kami menyediakan fasilitasi musholla dan mini market. Semoga dengan hadirnya SPBU pertama di Mubar ini masyarakat dapat menikmati harga BBM yang sama dengan daerah lainnya, sehingga dimungkinkan mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, Denyi Risman, warga Desa Suka Damai mengungkapkan, dengan adanya SPBU yang tak lama lagi akan segera beroperasi, tentu akan menjadi kabar gembira bagi masyarakat Mubar. Sebab, menurutnya, masyarakat tidak susah lagi mencari BBM seperti yang dirasakan selama ini.
“Kita ketahui bahwa yang terjadi selama ini sejak terbatasnya pasokan BBM di APMS menjadikan harga BBM melambung tinggi. Para pengecer menjual BBM dengan harga yang tidak wajar,” cetusnya.
“Selama ini, kalau dienceran harga bensin biasanya mencapai Rp.10.000. Tapi jika di SPBU paling enam ribu lima ratus rupiah. Mending beli SPBU kan lumayan beda dua ribu lima ratus rupiah,” tambahnya. (b)