Valentine Day : Penjajakan Cinta Berbalut Napsu

Sitti Komariah,S. Pd. I (Komunitas Peduli Umat)
Sitti Komariah

Saat ini kita tepat berada di bulan Februari, dimana kita semua mengetahui bahwa di bulan ini terdapat hari special yang sangat dinantikan oleh semua pasangan terkhusus bagi para remaja yaitu hari kasih sayang atau valentine day yang jatuh pada tanggal 14 Februari nanti. Pada hari itu pasangan muda mudi saling mengungkapkan kasih sayang mereka kepada pasangannya masing-masing dengan memberikan hadiah, mulai dari coklat, boneka, bunga, bahkan tak luput juga dari kondom dan sek bebas.

Mereka megadaikan kesucian mereka atas nama cinta pada hari itu. Padahal sejatinya pesta satu malam tersebut merupakan tindakan yang salah dan bertentangan dengan moral dan agama Islam. Tindakan tersebut seyokyanya tidak akan melahirkan cinta yang sejati, melainkan cinta yang semu dan palsu.

Sejatinya V-day bukanlah budaya Islam yang tak sepatutnya diikuti oleh para remaja muslim, namun faktanya hari ini banyak dari kalangan remaja muslim yang terjebak dalam balutan V-day tersebut. Mereka selalu membebek terhadap budaya ala Barat tersebut, bahkan tak sedikit dari kalangan remaja yang sangat antusias menyiapkan berbagai hadiah untuk pasangan mereka jauh-jauh hari guna menyambut V-day tanpa mengetahui latar belakang dari hari yang dianggap special tersebut.

Sejarah Valentine Day

Perayaan hari valentine dahulu merupakan salah satu hari raya bangsa Romawi yang menganut paganisme (menyembah berhala) semenjak lebih dari 17 abad yang lalu. Perayaan valentine tersebut dimaksudkan oleh mereka sebagai sebuah pengungkapan dan pembuktian cinta kepada sesembahan mereka.

Namun, sejarah V-day sebenarnya masih belum menuai kejelasan karena V-day memiliki akar sejarah berupa beberapa kisah yang turun-temurun pada bangsa Romawi dan kaum Nasrani pewaris mereka. Diantara sejarah asal muasal V-day yaitu dari kisah seorang pendeta yang bernama Santo Valentine yang mati dengan cara teramat sadis yaitu dipancung. Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma abad ke-III. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Dimana sang Kaisar sangat berambisi untuk memiliki pasukan militer yang besar, sehingga dia melarang semua pemuda untuk menikah, agar para pemuda terfokus untuk bergabung dalam pasukan militernya.

Namun keputusan tersebut ditentang oleh St. Valentine, dimana ia tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Namun, aksi ini akhirnya diketahui oleh sang Kaisar yang segera memberinya peringatan, namun dia tidak mengubris dan tetap memberkati pernikahan.

Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah telah memberkati salah satu pasangan. St Valentine ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara, kemudian dihukum mati dengan dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari.

Namun keputusan kerajaan itu bertentangan dengan pihak gereja yang mengangap tindakan St Valentine benar karena telah melindungi dan menyelamatkan orang yang sedang “mabuk cinta, sehingga dia pun dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang. Berangkat dari dari hal tersebut, maka setiap tanggal 14 Februari mayoritas masyarakat diseluruh dunia termaksud Indonesia merayakannya sebagai hari kasih sayang yang sejatinya merupakan hari kematian. (dikutip dari berbagai sumber).

Valentine day sejatinya merupakan penjajakan cinta berbalut napsu yang diciptakan oleh para kaum kapitalis hedonis untuk menyerang para remaja agar mereka jauh dan lalai dari agamanya. Karena mengingat para remaja merupakan pemegang tongkat estapet kepemimpinan masa depan. Kemudian kaum remaja juga merupakan pribadi yang labil dan masih mencari jati diri mereka sebenarnya. Sehingga para kaum kapitalis menghujani para remaja dengan berbagai opini-opini yang menjauhkan mereka dari agamanya, salah satunya adalah valentine day. Sehingga setiap tanggal 14 Februari para remaja diarahkan untuk merayakan hari kasih sayang yang sebenarnya itu merupakan hari syahwat berbalut maksiat. Yang menyetarakan cinta hanya dengan sepotong coklat, boneka, bunga mawar, hingga pengadaian kesucian seorang muslimah.

V-day dalam Pandangan Islam

Islam bukan hanya sebagai sebuah agama semata, namun dia juga sebagai ideologi yang mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia dari aspek ekonomi, muamalah, hukum, social, serta aspek pergaulan. Semua tak ada yang luput dari aturan Islam termaksud hukum merayakan valentine day tersebut.

Dari sejarah diatas telah jelas bahwa V-day adalah budaya orang Nasrani, yang kita sebagai umat muslim dilarang untuk mengikutinya. Rasulullah telah jelas melarang kita mengikuti budaya yang lahir dari peradaban kaum kafir, Nasrani yang jelas bertentangan dengan akidah Islam. Sebagaimana SabdaNya “Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termaksud dari kaum tersebut”. (HR. Tirmizi).

Bahkan dalam sebuah riwayat Abu Waqid “Rasulullah saw saat keluar menuju perang Khaibar, Beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat berkata “Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzatu Anwaath. Maka Rasulullah saw bersabda “Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, ‘Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.’ Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian,” (HR At-Tirmizi, ia berkata , hasan sahih).

Sehingga telah jelas bahwa merayakan V-day merupakan suatu perbuatan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan hanya mengucapkan selamat kepada hari raya orang kafir ataupun Nasrani hukumnya haram apalagi mengikutinya. Sebagaimana pendapat Ibnu Qayyim al-Jauziyah “Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi ucapan selamat atas hari raya dan puasa mereka dengan mengucapkan “selamat hari raya” dan sejenisnya”.

Oleh karena itu kita sebagai seorang muslim terkhusus remaja muslim-muslimah hendaknya tidak mengikuti budaya Barat tanpa mengetahui asal muasal dari kegiatan tersebut dan kita pun dilarang untuk meniru-niru kebiasaan orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi, apalagi perbuatan yang kita ikuti berkaitan dengan akidah, keyakinan, dan adat istiadat mereka. Dan sudah saatnya seorang muslim wajib menolak V-day (Say No To Valentine Day). Wallahu A’alam Bisshawab.

 


Oleh : Sitti Komariah,S. Pd. I
(Komunitas Peduli Umat)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini