ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara telah memeriksa kondisi Zulkifli (4), seorang balita yang diduga terserang gizi buruk di Desa Waemputtang, Kecamatan Poleang Selatan.
Hasilnya, pihak medis menemukan dua jenis penyakit yang menyerang Zulkifli. Putera dari Dahlan (55) dan Fitriani (32) ini terserang penyakit gizi buruk dan juga penyakit jantung.
Kepala Seksi Gizi dan Kesehatan Keluarga Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Bombana, Nyoman Suparta, mengatakan, anak tersebut mengalami gizi buruk dan penyakit jantung yang merupakan bawaan sejak lahir.
Berita Terkait : Cari gejala gizi Gejala Gizi Buruk, Balita di Bombana Terbaring Kaku
Kata Nyoman, penyakit jantung itu menyiksa Zulkifli di usianya yang keempat. Kondisi ini pula yang perlahan membuatnya mengalami penurunan nafsu makan sehingga pertumbuhan fisiknya terganggu dan menunjukkan gejala gizi buruk. Selain itu juga karena pola asuh anak yang tidak sesuai persyaratan medis.
“Kami sudah melakukan survey awal ke rumah anak tersebut. Hasil pemeriksaan bersama pihak Puskesmas Poleang Selatan anak itu butuh penanganan cepat karena dua penyakit itu yang membuat tubuhnya kurus dan perut membuncit,” ungkap Nyoman di Rumbia, Jumat (8/2/2019).
Menurut pengakuan keluarga Zulkifli, lanjut Nyoman, pihak Puskesmas telah berupaya menangani penyakit anak itu. Namun karena kendala ekonomi sehingga orangtua Zulkifli terpaksa tak merujuk buah hatinya itu ke RSUD Bombana.
Meski begitu, penyakit Zulkifli terus diawasi oleh puskesmas setempat dengan memberikan nutrisi. Namun, langkah ini tetap tidak cukup untuk kesembuhan Zulkifli.
Sebagai alternatif, lanjut Nyoman, data anak tersebut telah dimasukkan di dinkes untuk pembuatan kartu BPJS Kesehatan guna meringankan beban keluarga dalam proses pengobatan.
Direktur RSUD Bombana Riswanto mengatakan, pihaknya belum menerima pasien bernama Zulkifli, anak dari warga Waemputtang, Poleang Selatan.
“Pasien yang disebutkan tidak pernah ada datanya di RSUD, namun setelah kami periksa datanya di FKTP Poleang Selatan, anak ini sudah dirujuk untuk ditangani dokter spesialis tapi keluarganya menolak dan pihak puskesmas juga tidak memaksakan. Mereka kerap menyambangi anak itu untuk penanganan seadanya,” terang Riswanto. (a)