ZONASULTRA.COM,RUMBIA – Sejumlah nelayan dan petambak di Desa Lantowua, Kecamatan Rarowatu Utara, Kabupaten Bombana, Kamis (14/2/2019) mendapat pelatihan tentang peningkatan kualitas budidaya perikanan.
Hal ini dilakukan lantaran minimnya peningkatan produksi perikanan, akibatnya nelayan dari daerah lain berani masuk di daerah teritorial laut Bombana dengan alasan mencari ikan
Dalam kegiatan itu juga, mereka berbagi pengetahuan tentang mekanisme budidaya tambak udang Vaname dan ikan Bandeng. Dua potensi perikanan ini menjadi fokus pembelajaran bagi puluhan nelayan dan petambak udang.
Pengembangan kualitas budidaya perikanan itu pun digenjot oleh Pemda Bombana dengan menggandeng beberapa instansi, yakni koperasi serba usaha (KSU) Nilkaz Group, salah satu koperasi yang menyediakan varietas unggulan berupa benih udang disertai pakannya bertempat di Kota Kendari. Lalu, PT. Sinka Sinye Agrotama (SSA), sebuah perusahaan pupuk organik dan non organik di Desa Wawo, Kecamatan Wawo, Kolaka Utara yang merupakan cabang dari perseroan PT. SSA yang berpusat di Singkawang Kalimantan Batrat.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bombana melalui Kabid Pengembangan Kawasan dan Budidaya Ikan, Mansur Sigia menyampaikan bahwa hakikatnya kemauan masyarakat nelayan dan petambak di daerah itu sangat besar. Namun dibutuhkan pihak ketiga dalam upaya peningkatan kualitas para petambak dengan tidak sekedar mendengar namun harus dilihat dan disentuh.
” Antusias warga dalam mengikuti pelatihan budidaya tambak Udang dan Ikan Bandeng sangat luar biasa. Sebab, ilmu yang disampaikan dua instansi itu sangat bermutu dan bakal merubah paradigma masyarakat dalam mengelola tambak yang benar, serta pemberian suplay pada spesies yang di bididayakan,” ungkap Mansur Sigia usai mengikuti workshop yang bertema Bio Nilkaz sebagai solusi peningkatan hasil panen pada pembudidaya di Kantor Desa Lantowua, Rarowatu Utara, Kamis (14/2/2019).
Diakui Mansur, jika saat ini sektor pertambakan di Bombana masih sangat minim kualitas. Sebab, kebanyakan petambak masih menggunakan sistem manual dan masih menggunakan pola kombine (penggabungan) antara Udang dan ikan Bandeng. Sehingga, dengan hadirnya Koperasi Indo Nilkaz Group dan PT. SSA ini bakal memberi solusi terhadap budidaya yang baik.
Di Bombana, kata Mansur, sudah ada desa percontohan yakni desa Watumentade yang ada di wilayah itu juga yang mendapat saluran bantuan berupa Excavator dan bantuan pupuk dari Kemeterian Kelautan dan Perikanan. Namun, kebanyakan masyarakat masih minim pengetahuan tentang mekanisme dan hasil terbaik dati tambak yang mereka kelola.
” Mayoritas petambak kita terkendala pada modal, kamipun sudah banyak berupaya meningkatkan kualitas tambak, meskipun secara bertahap. Makanya hari ini investor mulai masuk dan bersinergi dengan kami untuk peningkatan kualitas petambak yang ada,” tuturnya.
Direktur Utama PT. Indo Nilkaz Group wilayah Sultra, Rachman menilai jika petambak di Bombana bukan lagi petambak tradisional, namun boleh dikata penambak untung-untungan. Sehingga, hadirnya di daerah itu dengan maksud memberi solisi terbaik untuk para nelayan dan oetambak.
“Ya, penambak kita di sini bukan lagi sifatnya tradisional tapi untung-untungan bisa dapat hasil. Padahal jika kita tahu cara pengelolaannya, hasilnya pun akan lebih baik. Ini adalah pekerjaan berat bagi Pemda Bombana maupun petambaknya,” beber Rahman di hadapan nelayan dan petambak di kantor desa itu.
Karena itu, lanjut Rahman, pihaknya hadir dengan memperkenalkan jenis produk yang berkualitas beserta Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam merawat tambak.
“Peserta dibimbing tata cara memulai pengolahan tambak yang baik dan benar, perawatan tambak yang terpola, jenis varietas benih udang atau bandeng yang baik, dilangkapi dengan tatacara memupuk tambak yang efektif,” tutupnya.(b)