ZONASULTRA.COM, WANGI-WANGI – Dua kelompok pemuda di pulau Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terlibat konflik sekira dua minggu ini akan dimediasi oleh pemerintah kecamatan. Dua kelompok pemuda yang bertikai itu berasal dari kelurahan Wandoka dan Waha Raya.
Pemerintah Kecamatan, pemerintah desa dan kelurahan saat ini tengah berupaya menetukan waktu yang tepat guna mempertemukan kedua belah pihak kelompok yang terlibat konflik itu.
Camat Wangiwangi, Sahibudin mengatakan mediasi tersebut diharapkan dapat mendamaikan kedua belah pihak sehingga kedepanya tidak lagi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kata dia, saat ini pihaknya bersama berbagai pihak telah melakukan langkah-langkah dengan pemerintah di tiga kelurahan yang ada di Wandoka Raya dalam hal ini pemerintah kelurahan Wandoka, Wandoka selatan, dan Wandoka Utara, serta pemerintah di desa Waha Raya, yakni Desa Wapiapia, Desa Koroe Onowa juga desa Waha Induk guna mempertemukan kedua kelompok untuk didamaikan.
“Dalam pertemuan itu, nanti kita akan membuatkan surat pernyataan untuk disepakati kedua belah pihak kelompok itu. Jika dikemudian hari dilanggar, maka yang melanggar kesepakatan itu akan diberi sanksi. Namun pada prinsipnya dua kelompok pemuda di dua wilayah kita ini sama-sama sudah resah dan meminta untuk dipertemukan supaya didamaikan,”katanya.
Sehingga untuk menghindari terjadinya konflik susulan di masyarakat, kata Sahibuddin, pihaknya juga telah menyepakati bersama pihak keamanan yakni aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), pemerintah desa dan kelurahan, bahwa untuk sementara waktu kegiatan malam, khususnya acara joget di wilayah Kecamatan Wangiwangi, dalam waktu yang tidak ditentukan untuk sementara dihentikan.
“Untuk sementara kita hentikan dulu, sebab kondisi keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) kita akhir-akhir ini kurang mendukung. Kemudian kita juga mengantisipasi seminimal mungkin kejadian-kejadian yang terjadi agar tidak terjadi lagi. Karena acara joget ini ajang berkumpulnya muda-mudi di malam hari di seluruh desa, dan kelurahan. Kita menganggap titik itu merupakan lokasi yang sangat rawan terhadap gesekan,”jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Wangiwangi, IPTU Idris Unga mengatakan saat ini kelompok pemuda Wandoka dan pemuda Waha yang sebelumnya saling menyerang kini mulai lain saling menyalahkan satu sama lain. Mereka mengklaim salah satu pihaklah yang memulai pertikaian itu.
“Jadi kami dari unsur Muspika dan Danramil sudah berupaya agar kedua belah pihak terutama kepada para kepala desa dan lurahnya dulu kita kumpulkan untuk bisa mengumpulkan para pemudanya masing-masing supaya kita damaikan,”ucapnya di konfirmasi via telepon. Sabtu, (9/3/2019).
Ia menjelaskan, jika dari pihak Waha Raya itu memang sudah menyanggupi upaya damai. Sementara di pihak Wandoka sendiri, walau telah dilangsungkan pertemuan, rupanya sejumlah pemuda di wilayah itu mengaku belum mau menerima upaya perdamaian itu.
Pasalnya, saat peristiwa pertikaian beberapa waktu lalu terjadi insiden tercecernya satu unit sepeda motor yang ditinggalkan pemiliknya, namun sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.
“Dalam hal ini kami sudah berupaya, termasuk melalui pak camat juga untuk memanggil para kepala desa di Waha raya bagaimana upayanya kalau memang misalkan sepeda motor itu sudah tidak ada bekasnya. Paling tidak kita bisa menggantikan dengan yang serupa dengan sepeda motor yang ada supaya anak-anak muda ini bisa kembali berdamai,”harapnya.
Sebelumnya, dua kelompok pemuda di daerah itu terlibat tawuran saat menghadiri acara joged. Akibatnya, pemerintah setempat mengumumkan penghentian penyelenggaraan acara hiburan itu hingga kondisi kemanan masyarakat kembali stabil. (B)