ZONASULTRA.COM, RUMBIA – Pengabdian anggota relawan demokrasi (Relasi) menyasar wajib pilih di seluruh wilayah Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) begitu nampak sejak dua bulan terakhir.
Para relasi mendapat mandat dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk gencar melakukan sosialisasi dengan menyasar 10 basis pemilih. Ada basis pemilih pemula, pemilih perempuan, pemilih muda, pemilih komunitas, pemilih marginal, penyandang disabilitas, pemilih keluarga, pemilih berkebutuhan khusus, pemilih keagamaan dan pemilih warganet (netizen).
Sebanyak 55 relawan yang telah dibentuk dan dilantik per 18 Januari 2019 lalu itu, diharapkan menjadi pelopor atas peningkatan jumlah wajib pilih di daerah itu yang kini telah mencapai 100.568 jumlah wajib pilih. Para relawan yang ditarget menyasar V (lima) daerah pemilihan (Dapil) itu tak pantang mmnyerah dengan rintangan saat memasuki wilayah pesisir hingga pelosok desa.
Sejak awal penugasan, para relawan mulai menggebu dan terus semangat hingga genap memasuki bulan kedua masa tugas. Setidaknya, sebagian dari relawan ini rela menyusuri wilayah paling terpencil melewati lumpur dan hutan-hutan hingga harus berjalan kaki menuju rumah warga.
Nuri (25), salah seorang warga Kecamatan Rumbia yang mendapat tugas sebagai relawan di wilayah dapil IV (empat) Rarowatu dan sekitarnya menyampaikan bahwa ia rela berjalan kaki melewati lumpur menuju pedesaan demi menyampaikan informasi pemilu. Dirinya diberi tugas untuk menyasar pemilih di basis marginal (wilayah pinggiran).
” Harus dijalani meskipun harus berjalan kaki melewati lumpur. Soalnya jalan menuju desa itu berlumpur, terpaksa kendaraan saya simpan dan memilih jalan kaki hingga beberapa ratus meter,” cerita Nuri kepada Awak Zonasultra.com usai memasuki sebuah desa di dapil tersebut, Minggu (17/3/2019).
Hal yang sama pun dialami salah seorang warga Kasipute, Rumbia yang mendapat tugas di wilayah dapil III (tiga) Poleang bernama Itha (25). Ia pun diberi tugas pada basis pemilih komunitas. Sejak awal bertugas, ia gencar mencari beberapa jenis komunitas di dapil tersebut berupa komunitas Bonic (motor ninja), biliyard, komunitas petani kopra, sanggar dan kelompok ibu-ibu.
” Untuk pertama kali saya mendapat tugas sebagai relawan, saya tidak akan pernah berhenti melakukan sosialisasi di basis saya untuk mengajak warga di pelosok untuk hadir ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 17 April 2019 nanti, apapun rintangannya,” ungkap Itha.
Di lapangan, lanjut Itha, ia juga harus berani melewati hutan dan jalan rusak menuju beberapa desa di dapil itu.
” Ada penduduk di pegunungan dan pedalaman yang salah satunya di dusun tiga desa Tetehaka, Kecamatan Tontonunu. Di sana jalannya cukup menantang dan rusak serya menajak. Di sana pula masih banyak yang belum tau jenis surat suara, bahkan sebagian dari mereka tidak tahu bahwa pemilu akan segera digelar,” ujarnya.
Tambahnya, di kesempatan itu pula ia gunakan sebaik-baiknya untuk menyampaikan ke warga tentang jenis surat suara, waktu pemilihan dan tata cara mencoblos yang benar.
” Saya mengharapkan kepada seluruh teman-teman relawan yang tersebatlr di seluruh dapil agar terus bekerja keras meningkatkan partisipasi pemilih,” tutupnya.(a)