ZONASULTRA.COM, KENDARI – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengajak perempuan tak mudah terpengaruh hoaks.
Ketua DPD WKRI Sultra Berta H. Suherlin mengungkapkan, perempuan merupakan salah satu sosok berpengaruh, baik itu di lingkup keluarga maupun di lingkungan masyarakat langsung.
Melihat tingkat keberpengaruhan yang tinggi, sesuai dengan visi WKRI, mereka harus menciptakan suasana yang kondusif di bidang politik, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.
“Pada situasi politik saat ini, hoaks-hoaks berbau SARA memang sangat mengganggu kerukunan umat,” kata Berta dalam dialog publik bertajuk Perempuan dalam Isu SARA Pilpres/Pileg 2019 di salah satu kedai kopi di Kendari, Rabu (3/4/2019).
“Dengan kegiatan ini kami harap tidak ada lagi yang termakan isu hoaks. Pesan saya kita jangan sampai golput di pemilu ini,” tambah Berta.
Dalam dialog publik tersebut, WKRI menghadirkan relawan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) sebagai pembicara.
Salah satu relawan Mafindo Fera Susilawati Lawata yang menjadi pembicara dalam dialog ini mengungkapkan, memasuki momen pemilu, penyebaran hoaks kian merebak. Oleh karena itu, masyarakat sangat perlu memahami ciri-ciri hoaks tersebut.
“Isi berita hoaks pada umumnya cenderung bersifat too good to be true, terlalu sempurna untuk jadi kenyataan dan too bad to be true terlalu mengerikan untuk jadi kenyataan,” kata Fera.
Fera melanjutkan, hoaks juga kerap berisikan kalimat-kalimat paranoid seperti tolong sebarkan, viralkan, dan sebagainya. Jika tidak kritis, maka masyarakat akan dengan mudah terpengaruh berita hoaks.
Fera berharap masyarakat lebih waspada terhadap informasi-informasi dengan ciri-ciri tersebut. Sebab, tak menutup kemungkinan berita tersebut adalah hoaks. (b)