ZONASULTRA.COM, KENDARI – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tenggara (Sultra), Abdul Hamid mengimbau kepada peserta pemilu, Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres), Calon Anggota Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, DPRD Provinsi, kabupaten dan kota untuk tidak menjadikan rumah ibadah sebagai tempat berpolitk.
Menurutnya, rumah ibadah merupakan tempat untuk mensucikan diri, sehingga tidak bijak jika diperuntukkan untuk berpolitik.
“Bagaimana kita bisa khusyu menghadap Tuhan, tidak baik ketika ada urusan politik di dalamnya,” ungkap Abdul Hamid ditemui di sekretariat FKUB Sultra di Jalan Ahmad Yani Kendari, Kamis (11/4/2019).
Menjelang pemilihan umum (Pemilu) 17 April 2019, dia mengimbau kepada seluruh warga agar memahami cara mencoblos sebelum datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk mencoblos. Ia meminta agar suara yang disalurkan sesuai hati nurani.
“Jangan sampai apa yang kita Iakukan di bilik suara menjadi sia-sia. Maka gunakanlah hak pilih dengan mengikuti aturan sehingga surat suara yang disumbang tetap sah. Sehingga kita bisa menjadi warga negara yang cerdas dengan menggunakan hak pilih dengan benar,” tandasnya.
Olehnya itu, Hamid mengajak masyarakat agar jangan sampai pemilu kali ini diikuti dengan main-main. Masyarakat harus serius dalam menyalurkan hak suaranya, jangan main-main dalam mengikuti pesta demokrasi ini.
“Keseriusan untuk mendatangi TPS tentu harus diikuti dengan pilihan yang benar, jangan sampai datang ke TPS tapi tidak memilih satupun calon. Saya meminta kepada seluruh umat beragama untuk menggunakan hak pilihnya dengan baik dan sesuai hati nurani,” tegasnya.
Hamid juga mewanti-wanti masyarakat agar tidak golput. Menurutnya, golput merupakan pilihan yang tidak bertanggung jawab sehingga tidak boleh ditiru. Hal itu kata dia, golongan yang tidak ingin memilih, bermasa bodoh dan tidak peduli terhadap kelangsungan bangsa ini.
“Golput merupakan pilihan yang tidak bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Golput tidak ikut mengambil bagian dalam menentukan nasib bangsa. Kita ini hidup di Indonesia, segala sesuatunya diatur oleh pemerintah, jadi ketika pemerintah mengajak kita untuk ikut pesta demokrasi maka kita harus, patuh karena itu juga untuk kepentingan bersama,” tegasnya.
Lebih lanjut Abdul Hamid menambahkan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara yang sudah final, dan tidak perlu dipertentangkan dengan hal yang Iainnya. Sila-sila dalam pancasila juga sangat jelas dalam mengatur tatanan kehidupan.
“Pancasila sebagai ideologi negara ini sudah final dan sudah ada sejak zaman kemerdekaan, semua diatur. bahkan kita beragama agama bisa bersatu karena adanya pancasila,”ujarnya.
Untuk itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat agar tidak ada Iagi yang mempersoalkan atau mendebat terkait keberadaan pancasila sebagai ideologi negara karena sampai kapanpun pancasila dengan ideologi lain. (a)
Kontributor : Fadli Askar
Editor : Kiki