ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pemilihan presiden (pilpres) 2019 telah usai. Masyarakat kini tinggal menunggu penghitungan suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI untuk mengetahui siapa calon pasangan yang akan memimpin Indonesia lima tahun ke depan, meski sejumlah lembaga survei telah menempatkan pasangan Jokowi -Ma’ruf Amin unggul dari Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.
Namun, di balik suksesnya pesta demokrasi itu tak lepas dari upaya para petugas tempat pemungutan suara (TPS) dalam hal ini Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang menjadi ujung tombak suksesnya pemilu.
Trioktafiani (25) salah satunya. Sejak pukul 06.00 pagi, Ani, sapaan akrabnya sudah berada di lokasi TPS 6 Kelurahan Watubangga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari.
(Baca Juga : TPS 2 Punggaloba Kendari Dihias Seperti Pelaminan)
Ia yang baru kali pertama menjadi anggota KPPS mendapat tugas mencatat kehadiran masyarakat yang datang mencoblos ke TPS.
Bagi Ani, menjadi anggota KPPS tidak terlalu berat karena setiap anggota sudah ada tugas masing-masing. Namun yang membuatnya terasa berat setelah proses penghitungan suara.
“Iya tidak menyangka juga akan pulang jam 9 pagi keesokan harinya. Kami pikir akan selesai jam 9 malam itu juga,” kata Ani pada zonasultra.id, Kamis (18/4/2019).
“Kita tidak ada yang tidur sampai jam 9 pagi, saling membantu biar selesai cepat,” tambahnya.
Untungnya ia masih sempat mandi dan berganti pakaian sore harinya.
Ani bercerita ia tertarik menjadi anggota KPPS karena ingin merasakan pengalaman sang ibu yang selalu dipercaya menjadi anggota KPPS setiap ada perhelatan pemilu.
“Waktu sekolah kan lihat ibu jadi anggota KPPS kayaknya asyik begitu, jadi tertarik lah,” ujarnya.
(Baca Juga : Sambut Pemilu, TPS 1 Desa Andeo Konut Didekorasi Ala Ulang Tahun)
Ia pun tidak ada persiapan khusus sebab diakuinya ia sudah biasa begadang. Namun ia menyarankan para petugas KPPS lainnya untuk banyak istirahat agar tidak jatuh sakit.
Cerita lain datang dari Jumnarti, salah sorang anggota KPPS di TPS 15 di Kelurahan Gunung Jati. Ia yang juga baru kali pertama menjadi anggota KPPS mengaku senang bisa turut ambil peran menyukseskan pesta demokrasi itu.
“Memang tidak bisa dipungkiri ada dukanya juga, apalagi pada saat harus mengatur ulang surat suara untuk dikembalikan ke KPU. Terus surat suara juga banyak jadi perhitungannya lama. Saya di TPS itu sampai jam 5 subuh baru pulang,” ungkap Jumnarti.
Hal serupa juga dirasakan oleh panwas di TPS 2 Kelurahan Gunung Jati, Juliana. Baginya menjadi panwas kali ini tidak mudah. Ditambah lagi ia harus pulang dini hari dengan kondisi hamil lima bulan.
“Kalau dibilang capek, selama tiga kali jadi panwas sudah ini mi yang paling kuras tenaga, karena ada lima surat suara. Tapi itu semua bisa teratasi karena kebersamaan kami bersama petugas di TPS. Kita saling menyemangati,” kata Juli. (b)
Kontributor : Sri Rahayu
Editor : Jumriati