ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA– Bantuan alat mesin pertanian (alsintan) untuk para petani di wilayah Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) ‘terparkir’ di belakang rumah jabatan Bupati Tony Herbiansyah.
Rumah yang sampai kini masih dikontrak Bupati tersebut, menyimpan beberapa bantuan alat pertanian dari pusat, seperti mesin penanam padi (Rice transplanter) serta jonder.
Menurut penuturan warga yang berdomisili sekitar rujab bupati, alat pertanian tersebut diperkirakan tersimpan di rujab kurang lebih dua tahun yang lalu.Sebelum dipindahkan ke belakang, bantuan alat itu sempat disimpan di samping rujab.
“Waktu mau datang Dirjen itu hari langsung dipindahkan di belakang. Lalu ditutup tarpal sehingga tidak kelihatan. Kalau tidak salah tarpal warna biru bercampur putih itu hari,”katanya, pada zonasultra. com, Senin (29/4/2019).
Kadis Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan Koltim, Lasky Paemba mengatakan, bantuan alat pertanian berupa jonder dan alat penanam padi disimpan di rujab sebab sampai sekarang dinasnya belum memiliki gudang penyimpanan untuk bantuan alat pertanian itu.
“Andaikata sudah ada gudang tidak mungkin kita mau taruh disana. Hanya karena kami belum punya gudang alat makanya demi keamanan kami simpan disana. Pastinya kita tau, kalau rujab itu kan dijaga, makanya kami simpan sementara disana.Tahun ini baru kita usul supaya dianggarkan. Kalau sudah ada itu, ya jelasnya disana kami tampung semua,”kata Lasky saat ditemui di kantornya, Senin (29/4/2019).
Dijelaskan, bantuan alat pertanian yang disimpan di rujab antara lain dua unit jonder dan antara empat atau lima unit alat penanam padi.
Kata Lasky, dua unit jonder yang parkir di rujab merupakan bantuan pusat tahun 2017 lalu. Saat itu, bantuan yang dijatahkan ke Koltim sebanyak 5 unit. Sedangkan alat penanam padi adalah bantuan pusat pula tahun 2018, jumlahnya saat diberikan sebanyak 15 unit.
Dikatakan, dua unit jonder yang disimpan di rujab kondisinya dalam keadaan rusak dan telah digunakan oleh petani sebelumnya.
“Karena rusak dan tidak dipergunakan lagi makanya kami tarik. Kami juga lagi cari-cari uang untuk perbaiki. Mesin itu sudah dipakai petani. Itu bantuan tahun 2017 lalu, “ujar Lasky.
Sementara alat penanam padi disimpan, lanjut Lasky sebab kurang diminati oleh petani meskipun berkali-kali ditawarkan pada mereka dengan pertimbangan repot.
” Kami sudah berkali-kali tawarkan pada petani tapi katanya repot, lebih bagus katanya menghambur saja. Kalau pakai itu harus disemai bibitnya baru gunakan alat itu. Kami sudah berkali-kali latih petani. Bahkan teknisinya sendiri yang datang latih. Saya kira kita tidak bisa paksa juga petani kalau tidak mau ambil,”terangnya.
Terkait jika alat tersebut sempat ditutup saat orang Dirjen Pertanian datang, tak bisa dipungkiri Lasky. Hal itu dilakukan guna menghindari pemandangan buruk dimata orang Dirjen.
“Masalahnya itu estetikanya saja, masa tidak ditutup, kami tutup itu karena banyak rumput. Bagaimanakah pejabat negara datang, masa pemandangannya kurang bagus,” urainya. (b)