Sebut Kerusakan Lingkungan Bukan Penyebab Banjir, Kadishut Sultra: Hutan Kita Masih Bagus

Kepala Dishut Sultra Rusbandriyo
Rusbandriyo

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Sulawesi Tenggara (Sultra) mengakibatkan sekitar 10 ribu penduduk mengungsi. Sejumlah pihak pun menyebut banjir dipicu oleh banyak hal, mulai dari hadirnya tambang, perkebunan sawit, alih fungsi lahan, hingga kondisi hutan yang tidak lagi bagus.

Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Sultra Rusbandriyo menjelaskan, banjir yang terjadi di wilayah Konawe Utara (Konut) serta sejumlah daerah lainnya bukanlah akibat kerusakan lingkungan. Menurutnya, dari total 380 ribu hektar luas hutan di Konut serta 437 ribu hektar di Konawe, sekitar 60 hingga 70 persen masih terjaga.

Baca Juga : DLH Sultra Sebut Banjir di Konawe Bukan Karena Tambang

“Kalau kondisi hutan kita masih bagus kok, masih sekitar 60 sampai 70 persen. Itu melalui tutupan hutannya, baik dari primer maupun sekunder masih bagus. Jadi kalau dikait-kaitkan, yah itu datanya,” terang Rusbandriyo ditemui di kantornya, Jumat (21/6/2019).

BACA JUGA :  Kemenag Perbolehkan Akad Nikah di Luar KUA

Menurutnya, penyebab banjir akibat curah hujan yang tinggi dan sistem drainase di daerah tersebut yang buruk. Terlebih air yang tidak mengalir hingga ke laut dan terjadinya pendangkalan sungai juga menjadi pemicu banjir.

“Tapi kita juga tidak bisa menutup mata bahwa ada sebagian penggunaan lahan pertanian yang tidak memperhatikan konservasi tanah. Nah di sini jarang ada yang membuat teras ring, itu kan juga otomatis ada dampaknya tapi besarannya perlu dibuktikan,” jelasnya.

Ia juga menegaskan curah hujan dan tekstur tanah menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir. Terlebih jenis tanah di Konut merupakan jenis tanah podsolik dan latosol yang tidak mudah menyerap air.

Baca Juga : Banjir Bandang di Konut, Walhi Minta Pemprov Sultra Revisi Kebijakan Tambang

“Ibaratnya begini kalau hujan hari pertama kedua hingga seminggu, airnya masih bisa masuk tanah. Tapi kalau kondisi tanah sudah jenuh otomatis sudah tidak bisa menyerap air, itu lah yang menyebabkan banjir. Karena tidak mampu lagi menerima tambahan air lagi, di samping itu lokasi di daerah Konut itu datar,” bebernya.

BACA JUGA :  Ratusan PNS yang Dinonjob Desak KASN Beri Sanksi Kepala Daerahnya

Ia pun menerangkan, lahan pertanian yang berada di area Daerah Aliran Sungai (DAS) Lasolo, Konut hanya sekitar 10.104 hektar atau sekitar 2 persen dan tidak berdampak besar terhadap penambahan sedimen.

Sementara, untuk kawasan tambang yang berada di daerah Lasolo, Konut hanya sekitar 835 hektar atau sekitar 0,13 persen dari daratan resapan air.

“Jadi itu kecil, tapi saya tidak bisa bilang betul atau tidak soal penyebab banjir karena lingkungan dan tambang karena itu butuh penelitian lebih lanjut. Tapi pak gubernur juga pernah lihat naik helikopter. Kondisi hutan kita masih bagus kok di sana,” ungkapnya. (a)

 


Reporter : Randi Ardiansyah
Editor : Jumriati

1 KOMENTAR

  1. Kalau hutan masih bagus, lalu penyebab banjir apa?
    Tolong jelaskan penyebabnya yg masyarakat bisa terima,, agar kedepannya kita semua bisa lebih baik berbuat pada alam, sehingga tak terjadi banjir, wslm

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini