Jalan Utama Ditutup, Warga Dua Desa di Konawe Buka Jalur Alternatif Berbayar

Jalan Utama Ditutup, Warga Dua Desa di Konawe Buka Jalur Alternatif Berbayar
JALUR ALTERNATIF - Jalur alternatif berbayar yang di buka warga dua desa di Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe. Jalur ini di buka warga setelah jalan trans sulawesi (jalan utama) resmi di tutup sejak hari ini hingga 10 hari kedepan. (Restu Tebara/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, UNAAHA – Jalan trans sulawesi yang ada di Desa Rawua, Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) resmi ditutup oleh Balai Jalan Wilayah IV Sulawesi, karena adanya pembangunan jembatal beli, penutupan jalur ini hingga 10 hari kedepan.

Dengan ditutupnya satu-satunya akses terdekat yang menghubungkan antara Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe Utara (Konut) itu membuat pengendara terpaksa mencari jalur alternatif untuk bisa sampai ke lokasi tujuan.

Melihat hal itu, warga Desa Andadowi dan Baobao memanfaatkannya dengan membuka jalul alternatif berbayar yakni dengan menggunakan rakit atau yang lebih dikenal dengan sebutan pincara untuk menyebrangkan kendaraan roda empat jenis sedan serta kendaraan roda dua.

Kepala Desa Andadowi, Andi (38) menyebutkan, jalur alternatif berbayar itu sudah ada sejak dua pekan tarakhir, namun kepadatan kendaraan terjadi sejak kemarin, Rabu (17/7/2019), setelah pihak Balai Jalan wilayah IV mengumumkan penutupan jalur secara total.

“Sudah dari dua minggu lalu. Kalau padatnya sejak kemarin, karena jalan utama sudah ditutup total, sehingga pengendara banyak yang menggunakan jasa pincara ini,” kata Andi di lokasi pincara, Kamis (18/7/2019).

(Baca Juga : Ada Perbaikan, Jalur Kendari-Unaaha Ditutup Hingga 10 Hari)

Untuk tarif, Andi menyebut per satu unit kendaraan roda empat pihaknya mengenakan tarif sebesar Rp100 ribu sekali lewat, sementara untuk kendaraan roda dua hanya dikenakan tarif sebesar Rp10 ribu, termasuk dengan pengemudi dan penumpangnya.

Dalam sekali menyebrang, rakit yang dibuat swadaya masyarakat ini mampu mengangkut dua unit kendaraan roda empat dan 5 unit kendaraan roda dua, menyebrangi sungai Konaweeha sepanjang 100 meter.

“Kita pake sistem roling, jadi masyarakat yang bekerja hari ini, besok sudah diganti lagi dengan warga lain. Sama juga dengan warga dari Desa Baobao, sebab ini dikelola oleh dua desa jadi hasilnya juga dibagi,” ujarnya.

Andi menyebut, dalam sehari operasi. Rakit berukuran 4 x 8 yang dilengkapi dengan mesin katingting itu mampu menghasilkan sekitar Rp20 hingga Rp30 juta.

“Lebih dari Rp20 juta, kemarin itu sesuai catatan pembukuan kita ada sekitar 130 unit mobil dan motor sekitar 200 lebih unit. Dan hari sepertinya lebih, karena kita lihat antrian kendaraan cukup panjang,” imbuhnya.

(Baca Juga : Imbas Jalan Amblas di Sampara, Pelayanan PDAM Kendari Terhenti Sementara)

Sebelumnya Jalan trans Sulawesi yang menghubungkan antara Kota Kendari dan sejumlah Kabupaten di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terletak di Desa Rawua, Kecamatan Sampara, Konawe, resmi ditutup oleh Balai Jalan Wilayah IV Sulawesi hingga 10 hari kedepan, karena sedang dilakukan pemasangan jembatan.

Kapolsek Sampara, Iptu Made Adi Imanto menjelaskan, akses jalan utama sejak hari ini Kamis (18/7/2019) resmi di tutup total karena adanya kegiatan pemasangan jembatan beli oleh pihak balai.

“Jalan utama per hari ini kita tutup total, karena ada pemasangan jembatan beli. Kita tutup karena proses pengerjaannya membutuhkan areal yang laus,” Kata Made Adi kepada zonasultra.id.

Kata dia, saat ini kendaraan terpaksa dialihkan ke jalur alternatif, yakni kendaraan dari arah Kota Kendari menuju Kota Unaaha di arahkan menggunakan rakit atau pincara yang ada di Desa Baobao menyebrang ke Desa Andadowi, Kecamatan Sampara. (A)

 


Kontributor : Restu Tebara
Editor: Abdul Saban

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini