Lompatan Besar Abu Hasan

Rizkia Milida
Rizkia Milida

Ibarat sebuah sampan, banyak yang berpikir bahwa karir politik Abu Hasan akan tenggelam di perhelatan Pilkada Buton Utara di 2020 mendatang.

Program unggulan Padi Organiknya dianggap gagal mensejahterakan masyarakat Butur. Ditambah Infrastruktur jalan yang rusak dan Isu pecah kongsi di kalangan pengurus PDIP Buton Utara.

Namun banyak yang terkejut ketika tiba-tiba Abu Hasan di kabarkan merebut kursi Ketua PDIP Sulawesi Tenggara dari tangan Pak Hugua.

Ini sejatinya adalah sebuah lompatan besar yang di lakukan Abu Hasan. Sebab sepanjang pengamatan penulis, Hugua masih mendominasi kolom media massa sebagai kandidat terkuat Ketua PDIP Sulawesi Tenggara.

Terpilihnya Abu Hasan sebagai Ketua PDIP Sulawesi Tenggara dipastikan akan memperkuat eksistensinya di panggung politik. Implikasi jabatan baru ini akan semakin jauh dan luas.

Lawan politik Abu Hasan di Pilkada Butur mendatang perlu mawas diri. Bisa-bisa incumbunt ini melaju menduduki kursi 01 di Buton Utara tanpa perlawanan yang berarti.

Satu persatu lawan politik Abu Hasan terlihat mulai mempersiapkan diri. Ada yg secara cepat dan sigap menyesuaikan diri dengan berubah haluan secepat bunglon merubah warna kulitnya. Ada yang pura-pura apatis padahal dalam hati belum bisa ‘move on’ dan ada pula yang santai sebab pilkada masih jauh dan peta politik bisa berubah sewaktu-waktu.

  • Partai Politik dan Politik Landscape

Partai politik memang merupakan ‘conditio sine quanon’. Ia mutlak di perlukan dalam berdemokrasi. Namun, tidak selamanya pemimpin partai politik bebas melenggang meraih jabatan yang dia inginkan.

Di Sumatera Barat, tercatat ada enam Ketua DPW Partai Politik yang gagal merebut kursi Wakil Rakyat di Pilcaleg kemarin.

Mereka yang gagal adalah Ketua DPD PDI-P Sumbar Alex Indra Lukman. Alex gagal setelah PDIP gagal mendapatkan kursi dari Sumbar. Kemudian Ketua DPW PKB Sumbar Febby juga gagal karena suara partainya tidak cukup. Nasib yang sama juga dialami Ketua DPW PPP Sumbar Hariadi, Ketua DPD Hanura Sumbar Marzul Veri, Ketua Perindo Sumbar HM Tauhid dan Ketua PSI Sumbar Ari Prima.

Demikian pula diwilayah Indonesia lainnya. Di Jawa Barat, di Pare-Pare, di Sulawesi Barat dll.

Selain daftar Ketua DPW yang gagal menuju Senayan, banyak pula daftar Ketua DPW yang gagal meraih kursi pimpinan di daerah.

Mereka diantaranya adalah Andi Mansur Pasane, Ketua DPW PKB Sulawesi Tengah  yang gagal menjadi Cawagub, juga ada Pak Hugua di Sulawesi Tenggara yang kalah bersaing dengan pasangan Alimazi-Lukman Abu Nawas.

  • Profesionalisme yang di Uji

Pada Pilcaleg Butur 2019 yang lalu, dua orang adik kandung Abu Hasan gagal meraih kursi di DPRD Butur melalui partai PDIP. Banyak isu yang berhembus bahwa caleg terpilih akan di PAW oleh Abu Hasan demi melanggengkan ambisi kedua adiknya tersebut.

Jika ini terjadi, ini adalah hal terkonyol yang dilakukan seorang Abu Hasan. Ia sama saja sedang bunuh diri. Atensi publik sedang sensitif-sensitifnya soal Pilkada. Di lapangan maupun di media sosial, Abu Hasan terus-menerus di serang dengan opini buruk secara sistematis. Jika ini dibiarkan terus menerus, akan menciptakan ancaman besar dengan melorotnya elektabilitas.

Menjadi ketua DPW PDIP Sultra terpilih, Abu Hasan harus fokus memusatkan perhatiannya pada mekanisme profesionalisme partai, melakukan pembaharuan paradigma serta reposisi dan rekstrukturisasi pengurus yang loyal kepadanya, agar secara politik ia bisa lepas dari himpitan publik dan lolos dari seleksi administrasi Pilkada, salah satunya soal pintu yang akan digunakan kelak.

Menjadi incumbunt, sekaligus seorang Ketua DPW PDIP Sultra terpilih, tidak serta merta menjadikan semua hal yang diinginkan akan langsung dicapai. Ingat, bahwa masih ada PAN, Golkar, PKB, Demokrat dan partai-partai lainnya yang siap menghadang di depan.

Perlu diingat pula bahwa Buton Utara adalah salah satu daerah yang iklim politiknya selalu memanas menjelang Pilkada. Abu Hasan dan para loyalisnya harus hati-hati melangkah. Jangan terus-terusan mempertontonkan sifat jumawa di media sosial. Masyarakat sudah banyak yang muak dengan aksi-aksi heroisme para loyalis yang berdiri dibelakang kandidat calon Bupati.

Masyarakat tidak butuh tontonan agresif para tim sukses. Masyarakat hanya butuh sandang papan yang layak, pekerjaan yang mapan dan infrastruktur jalan yang licin.

Sesimpel itulah harapan masyarakat Buton Utara.

 


Oleh : Rizkia Milida
Penulis merupakan Aktivis GARBI Sulawesi Tenggara, sekaligus Dewan Pendiri KOPI BUTUR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini