ZONASULTRA.COM,PASARWAJO– Sebanyak 219 anak di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara akan mengikuti khitanan massal yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Buton pada 19 Agustus 2019. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Festival Pesona Budaya Tua Buton ke-VII, tepatnya diselenggarakan 19-24 Agustus 2019.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buton, La Ode Syamsuddin, mengatakan khitanan massal tersebut dibagi ke beberapa tempat, yakni di Gedung Wakaka, Kecamatan Pasarwajo sekitar 100 orang dan sisanya di puskesmas masing-masing, mulai dari Kecamatan Kapontori hingga Kecamatan Wabula.
“Jumlahnya ini 219 anak, sebagian di kecamatan-kecamatan, di sini (Gedung Wakaka) kurang lebih 100 orang anak,” terang Syamsuddin di Gedung Wakaka, Senin (12/8/2019).
Khitanan massal atau yang disebut “tandaki” oleh masyarakat setempat itu diikuti mulai dari anak berusia minimal 6 tahun hingga anak kelas 3 SD. Acara itu dilaksanakan selama satu hari.
“Anak-anak yang disunat ini minimal usia 6 tahun dan kebanyakan kelas 2 dan 3 SD,” jelasnya.
Khitanan kali ini merupakan gagasan Bupati Buton La Bakry yang disesuaikan dengan tahun pelaksanaan Festival Pesona Budaya Tua Buton pada 2019. “Kenapa kita ambil jumlah 219 anak ini karena merupakan gagasan Bupati Buton agar kita mudah ingat setiap tahunnya, kebetulan tahun ini 2019, mungkin tahun depan 220 anak disesuaikan dengan tahunnya,” ucapnya.
(Baca Juga : Festival Budaya Tua Buton, Warga Diminta Peduli Sampah)
Syamsuddin menambahkan, dalam kegiatan tersebut pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Buton, Tim Medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buton, dan puskesmas.
Terkait keikutsertaan peserta khitanan, Dinas Kebudayaan terlebih dulu menyebarkan surat ke masing-masing kecamatan yang diteruskan ke desa dan kelurahan se-Kabupaten Buton. “Kemudian data-data itu kembali disetor ke kami,” tambahnya.
(Baca Juga : Ritual Pedole-dole, Imunisasi Massal dalam Gelaran Festival Budaya Tua Buton)
Di tempat yang sama, Direktur RSUD Buton Ramli Code menerangkan khitanan massal tersebut melibatkan 75 perawat dan 10 dokter. Khusus untuk tenaga perawat berasal dari puskesmas terdekat, yaitu Puskesmas Siotapina, Wolowa, Pasarwajo, Banabungi, Wakaokili, dan Wabula.
“Jadi ada 15 meja ini dan rata-rata setiap meja ditangani 5 perawat jadi totalnya 75 orang,” ujar Ramli.
Selain khitanan, anak-anak tersebut akan dirawat jalan kemudian diberikan obat untuk proses penyembuhannya serta pada fase pergantian perban dilayani secara gratis.