ZONASULTRA.COM, KENDARI – Bidang Dokter dan Kesehatan (Biddokes) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) terlibat ikut memeriksa kondisi kesehatan 19 korban ledakan di laboratorium PT Obsidian Stainless Steel (OSS) yang terjadi pada 14 Agustus 2019 sekitar pukul 10.45 wita.
Dokter forensik Biddokes Polda Sultra Kompol dr Mauluddin menjelaskan, tim ini bertemu dan memeriksan para korban di rumah sakit Bahteramas atas hasil koordinasi dengan pihak rumah sakit. Hasilnya karyawan PT OSS ini mengalami trauma inhalasi.
“Trauma inhalasi itu merupakan cedera pada bagian pernapasan akibat masuknya asap akibat kebakaran. Hal ini meluruskan, meskipun terdapat bahan kimia yang ikut terbakar, tapi korban sendiri tidak mengalami keracunan zat kimia,” beber Kompol dr Mauluddin dalam keterangannya via whatsapp, Rabu (16/8/2019).
Menurut Mauluddin, dari 19 pasien yang sempat menjalani perawatan di rumah sakit plat merah tersebut, 14 orang di antaranya langsung dipulangkan. Sisanya masih dirawat, namun dalam kondisi sadar dan sedang menjalani pemulihan.
Baca Juga : Laboratorium PT OSS Meledak, 19 Pekerja Keracunan
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhardt menyebutkan, Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Ditreskrimum) bakal melibatkan tim laboratorium forensik (Labfor) cabang Makassar untuk melakukan penyelidikan penyebab kebakaran berujung ledakan keras tersebut.
“Tim Labfor akan turun melakukan penyelidikan dan oleh tempat kejadian perkara (TKP) di sana. Kami masih menunggu kedatangan mereka, namun kami belum bisa memastikan kapan mereka tiba,” terangnya.
Sebelumnya, laboratorium milik PT OSS di Desa Tani Indah, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) meledak, Rabu (14/8/2019) sekitar pukul 10.45 wita. Sebanyak 19 pekerja lokal menjadi korban peristiwa itu.
Baca Juga : BPJS Ketenagakerjaan Tanggung Seluruh Biaya Medis 19 Karyawan PT OSS
Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) AKBP Harry Goldenhardt menjelaskan, peristiwa bermula sekitar pukul 08.00 wita, beberapa pekerja lokal yang sebagian besar adalah perempuan melakukan kegiatan pekerjaan pembenahan ruangan di dalam laboratorium.
Lanjutnya, ada beberapa karyawan tenaga kerja asing (TKA) China yang sedang melakukan pekerjaan konstruksi pengelasan anak tangga menuju lantai dua. Sekitar pukul 10.45 wita tiba2 -muncul kepulan asap dari ruangan laboratorium tempat penyimpanan bahan kimia yang terletak dilantai dasar dan berhubungan langsung dgn tempat pengelasan anak tangga itu.
“Selang berapa saat kemudian terdengar ledakan keras dari ruangan laboratorium tersebut. Sehingga para karyawan yang mayoritas adalah perempuan tersebut berlarian keluar gedung untuk menyelamatkan diri,” ungkap AKBP Harry Goldenhardt dalam keterangan tertulisnya. (A)