ZONASULTRA.COM, RAHA – Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara (Sultra) menyimpan “surga” tersembunyi di bawah laut. Lokasinya berada di ujung timur pulau Muna, tepatnya di wilayah Desa Kogholifano.
Keindahan terumbu karang yang ada di Desa Kogholifano, Kecamatan Pasirputih, masih “perawan” karena kelestariannya tetap terjaga oleh masyarakat sekitar. Keindahan bawah lautnya menawarkan ribuan ikan-ikan cantik berbagai jenis dan ragam biota laut lainnya yang bakal mampu menghipnotis para wisatawan yang gemar menyelam (diving).
Untuk mengenalkan keindahan wisata bawah laut yang ada di pulau Muna, maka pada momen hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 tahun ini, para pemuda yang bermukim di Desa Kogholifano Kecamatan Pasirputih dan sejumlah mahasiswa menggagas ide kreatif. Untuk pertama kalinya, Sang Saka Merah Putih berkibar di bawah laut Kogholifano dengan kedalaman berkisar 12 Meter.
Kepala Desa Kogholifano, Jabar menuturkan pelaksanaan pengibaran bendera merah putih, pada Sabtu (17/8/2019) di bawah laut oleh puluhan masyarakat bersama mahasiswa bertujuan mempromosikan objek wisata bawah laut Kogholifano di mata dunia.
(Baca Juga : Dua Siswa SMP di Wakatobi Jadi Petugas Upacara di Bawah Laut)
“Pengibaran ini sebagai bentuk promosi objek wisata bawah laut. Keindahan terumbu karangnya masih alami yang dihuni ribuan ikan-ikan cantik. Apalagi terumbu karangnya banyak keunikan,” terang Jabar Senin (19/8/2019).
Pulau yang memiliki luas sekitar 151 hektar dengan panjang garis pantai mencapai 5,50 kilometer itu tak kalah indahnya dengan sederet lokasi wisata lainnya di Muna. Keindahan terumbu karangnya yang dihuni oleh ikan-ikan seperti jenis kerapu, ikan sunu, ikan pari yang kini tergolong langka masih terjaga kelestariannya.
“Potensi wisata bawah lautnya sangat menjanjikan karena terumbu karangnya masih terjaga. Makanya melalui dana desa (DD,) kami akan bangun sejumlah fasilitas penunjang,” urainya.
Hal yang sama juga diucapkan oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, La Kusa. Kata dia, di bawah kepemimpinan LM. Rusman Emba dan Malik Ditu dengan tagline “Mai Te Wuna”, promosi wisata terus digaungkan.
(Baca Juga : Mahasiswa UHO Kibarkan Bendera di Bawah Laut)
Pria yang hobi mancing ini berujar, pengibaran bendera di bawah laut mampu menciptakan masyarakat yang cinta laut. “Laut merupakan sumber kehidupan. Maka dengan melestarikannya berarti menjaga keberlangsungan hidup,” ujarnya.
Ia juga mengklaim berdasarkan hasil penelitian terumbu karang di Muna cukup indah tetapi jenis ikannya masih belum variatif. Namun, dengan upaya melindungi terumbu karang serta biota lautnya bakal mampu menambah populasi ikan.
“Wilayah Muna bagian timur ini memiliki unsur hara yang baik untuk pertumbuhan ikan. Dari Desa Pasikolaga sampai Selat Napabalono,” ujarnya.
Kata Kusa, upaya pelestarian terumbu karang di Indonesia termasuk di Kogholifano tak terlepas dari upaya salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Internasional bekerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang terlaksana sejak 2018 lalu.
Rencananya Muna bakal masuk sebagai kawasan pengelolaan akses areal perikanan. “Kita lagi upayakan. Nanti dikuatkan dengan SK Gubernur,” tambahnya.
Dirinya menambahkan wilayah seberang Muna, memang didominasi sektor perikanan dan kelautan dengan mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, sebagian bidang pertanian dan perkebunan serta bidang jasa pertukangan. (A)