Tujuh Daerah di Sultra Diprediksi Alami Kekeringan

Tujuh Daerah di Sultra Diprediksi Alami Kekeringan
BMKG - Dari berbagai wilayah di Sultra, sebanyak tujuh kabupaten/kota diprediksi akan mengalami hari tanpa hujan (HTH) atau kekeringan. (Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Tenggara (Sultra), menyatakan musim kemarau kini mulai terasa di beberapa wilayah. Dari berbagai wilayah di Sultra, sebanyak tujuh kabupaten/kota diprediksi akan mengalami hari tanpa hujan (HTH) atau kekeringan.

Berdasarkan data terbaru BMKG pada 20 Agustus 2019 lalu, ketujuh daerah yang akan mengalami kekeringan yaitu Kabupaten Bombana, Buton, Buton Selatan (Busel), Konawe, Konawe Selatan (Konsel), Bau-bau, dan Kota Kendari.

Baca Juga : Ini Wilayah Indonesia yang Berpotensi Alami Kekeringan di Musim Kemarau

Kepala Stasiun Klimatologi Ranomeeto Aris Yunatas menyebutkan, wilayah yang mengalami hari tanpa hujan terbagi menjadi dua kategori yakni sangat panjang dan kategori panjang, selama bulan Agustus sampai November 2019.

Untuk kategori hari kekeringan sangat panjang akan berlangsung selama 31 sampai 60 hari yaitu di sebagian wilayah Bombana, Buton, Busel, Konawe, Konsel, dan Bau-bau. Sedangkan untuk kategori panjang terjadi selama 21 sampai 30 hari terjadi di Kabupaten Konawe, Bombana, dan Kota Kendari.

Tujuh Daerah di Sultra Diprediksi Alami KekeringanSementara itu, secara umum, wilayah Sultra pada Akhir Agustus 2019 diprediksi berpeluang tinggi mengalami curah hujan kategori rendah, kecuali di sebagian wilayah Kolaka Utara (Kolut) yang diprediksi berpeluang tinggi mengalami curah hujan menengah.

“Secara umum wilayah Sultra pada akhir Agustus hingga akhir September diprediksi mengalami curah hujan kategori rendah hampir di seluruh wilayah, kecuali di sebagian kecil wilayah Kolut, yang diprediksi mengalami curah hujan kategori menengah sejak akhir Agustus hingga awal September,” ujar Aris dihubungi via WhatsApp, Minggu (25/8/2019).

Baca Juga : Dua Desa di Kolut Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan

Sehubungan dengan itu, maka Aris menyampaikan kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada terkait beberapa hal yang bisa ditimbulkan dari kemarau seperti kebakaran hutan dan lahan, krisis air bersih, puso atau gagal panen bagi pertanian, gangguan kesehatan akibat asap, serta produktivitas menurun akibat kekeringan ekstrim menimbulkan ketidaknyamanan dalam beraktivitas.

“Seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara diharapkan terus waspada terhadap berbagai potensi bencana yang mungkin terjadi di musim kemarau seperti kekeringan serta kebakaran lahan dan hutan,” imbaunya. (A)

 


Kontributor : Sri Rahayu
Editor : Muhamad Taslim Dalma

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini