ZONASULTRA.COM, TIRAWUTA – Asap tebal akibat terbakarnya lahan gambut di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Sulawesi Tenggara (Sultra) menyelimuti warga yang bermukim di Kelurahan Lalolae,Kecamatan Lalolae, pada hari ini Minggu (8/9/2019).
Tak hanya menghalangi pandangan mata, asap tebal juga sedikit mengganggu kesehatan warga. Asap tebal tersebut berlangsung sejak pukul 07.00 wita hingga pukul 09.00 wita.
Marwiana (37), warga Kelurahan Lalolae mengaku selama kebakaran terjadi baru kali ini sempat merasakan sesak setelah menghirup asap tebal.
“Mengganggu sekali. Sesak saya rasa. Bau asap. Pokoknya pakai jilbab saja kita tutup mulut dan hidung. Tadi pakaian saya ganti semua gara-gara asap. Untungnya bukan hari senin mengantar anak sekolah. Biasanya itu, kalau saya mengantar anak sekolah terpaksa saya putar balik, saya takut di jembatan karena gelap,asapnya tebal sekali,” katanya saat ditemui awak zonasultra com, di depan rumahnya, Minggu (8/9/2019).
Baca Juga : BMKG Imbau Warga Waspadai ISPA Akibat Asap Karhutla
Marwiana merasa khawatir dengan asap tebal yang menimpa terutama untuk kesehatan dirinya dan anak-anaknya. Ia berharap agar pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya bisa segera mengatasi kebakaran lahan gambut tersebut sehingga tidak mengganggu kesehatan.
Marwiana juga menambahkan, sejak kebakaran lahan gambut Ia tidak pernah menerima pembagian masker, termasuk saat kebakaran lahan ditahun 2018 lalu.
Ketebalan asap yang menimpa Kelurahan Lalolae juga sangat dirasakan oleh Sigit (29). Saking tebalnya asap, jarak pandangannya sangat terbatas.
“Jarak berapa meter saja, sudah kita tidak bisa lihat temanta. Bagaimanakah itu asap tebal sekali baru pedis dihirup,”ujarnya.
Sigit juga berharap kepada pemerintah daerah Koltim semoga kebakaran itu bisa secepatnya dipadamkan sehingga tidak mengganggu kesehatan.
“Kalau orang dewasa mungkin bisa pakai masker tapi bagaimana dengan anak kecil. Apa dia taukan. Kesehatannya bisa terganggu sekali,”ucap Sigit.
Baca Juga : Tinondo Koltim Pernah Dikepung Asap Berbulan-bulan
Fenomena asap tebal yang bersumber dari kebakaran lahan gambut juga diakui oleh salah anggota Pos Polisi (Pospol) Lalolae, Bripka M Ali.
“Tadi saja saya naik mobil tidak bisa melihat karena tebalnya asap. Puncaknya jam 7 tadi. Saya liat mobil yang lewat pelan-pelan berjalan. Sepanjang kebakaran lahan gambut kali ini tidak pernah seperti ini. Karena asapnya tidak lari kesini (Lalolae) tapi larinya ke Mowewe. Jam sembilan tadi baru hilang, baru pedis asapnya,”tuturnya.
Lahan gambut yang terbakar di Kabupaten Kolaka Timur berlangsung sejak Selasa (27/8/2019). Setidaknya sampai kini api masih membakar lahan gambut di empat desa yaitu Keisio, Lalosingi, Wesalo, Kecamatan Lalolae dan desa Weamo, Kecamatan Tinondo. Tim gabungan Manggala Agni, TNI dan Polri hingga kini masih berupaya memadamkan api. (A)
Kontributor : Samrul
Editor : Abdul Saban