ZONASULTRA.COM, KENDARI – Tim karateka Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Sulawesi Tenggara (Sultra) sukses mengunci satu tiket ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua pada 2020.
Hasil itu diraih usai salah satu atletnya bernama Jabar yang bertarung di kelas mines 75 kilogram kumite perorangan berhasil lolos ke delapan besar setelah menumbangkan atlet asal Bali.
Kelolosan tim karate Bumi Anoa ini juga diwarnai dengan torehan yang bersejarah bagi cabang olahraga beladiri ini. Pasalnya, satu altet karate bernama Nyondris Poamalo sukses mengandaskan jawara Asian Games 2018 dari Jakarta Rifki Ardiansyah Arrosyid di fase delapan besar.
Karateka yang masih menyandang sabuk biru itu membukukan kemenangan dalam laga kelas mines 61 kilogram kumite perorangan dengan skor sama kuat dua sama. Namun, Nyondris unggul karena lebih dulu meraup poin alias sensu.
Official Forki Sultra Amril Sabara merasa bangga dengan prestasi atletnya itu. Hal itu merupakan sejarah dan mampu mengharumkan nama Sultra dalam ajang kualifikasi PON 2020 yang digelar selama tiga hari tersebut.
“Alhamdulillah kita lolos PON 2020 tapi yang luar biasa sekali atlet kita bisa mengalahkan juara Asian Games,” ungkap Amril Sabara saat dihubungi, Jumat (8/11/2019).
Pihakya berharap Pengurus Besar (PB) Forki bisa menambah kuota sampai 12 besar syarat meloloskan atlet ke ajang PON 2020 di Papua nanti agar atlet Sultra kembali bisa menambah wakil pada ajang empat tahun sekali tersebut.
(Baca Juga : Enam Pembalap Asal Sultra Lolos ke PON 2020)
“Kita seleksi Pra PON ini kan PB Forki menerapkan untuk lolos ke PON minimal masuk 8 besar, tapi akan ada rapat lagi ditambah sampai 12 besar sehingga peluangnya bisa lebih besar lagi di PON. Belum ada hasil rapat, kami masih menunggu keputusannya,” tambahnya.
Dengan hasil ini, kata Amril, Forki Sultra akan membuat training center (TC) jangka panjang selama satu tahun setelah kembali ke Kendari. Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan tim karate ke Papua tahun depan.
“Karena melihat kekuatan atlet seperti DKI, Jawa Barat, Sulsel, Jatim, mereka TC jangka panjang satu sampai dua tahun. Kami akan lakukan seperti itu jadi pembinaan yang ada sekarang ini kita akan tingkatkan,” tegasnya.
Menurut Amril, ke depannya Forki bersama jajaran tim pelatih dan official akan meningkatkan pembinaan prestasi karateka Sultra. Pasalnya, atlet beladiri asal Jepang itu sudah bisa bermunculan karena sempat vakum untuk mewakili Sultra dalam ajang yang sama.
“Terakhir yang bisa mewakili ke pentas nasional yaitu Lazari, Rajiun Tumada dan Hidayat. Atlet kita dari segi mental tidak jauh ketinggalan dari daerah lain, cuma kembali lagi soal pembinaan prestasi atlet,” tandasnya.
Rencana program menghadapi kejuaraan PON Papua, Amril Sabara mengaku sudah menyampaikan ke Ketua Umum Forki Sultra yakni Danrem 143/Halu Oleo Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto.
“Dia sangat mensuport itu, dan memang harus. Kalau mau mencapai prestasi yang maksimal dan bagus memang harus latihannya panjang. Kita lakukan try out dengan daerah lain dan melakukan turnamen menjelang PON 2020 Papua,” pungkasnya. (b)