ZONASULTRA.COM, KENDARI – Sudah 15 tahun Abdul Gani mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) sebagai guru honorer.
Berbagai suka duka guru honorer telah dilaluinya, bahkan ia pernah tak digaji selama setahun. Namun, hal itu tak menyurutkan semangatnya untuk tetap mendidik siswa-siswinya.
Gani mulai menjadi guru honorer di SMA Negeri 1 Lasolo, Kecamatan Lasolo pada Desember 2004.
Saat ini Gani memegang mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sebelumnya ia memegang mata pelajaran Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Namun bergantinya kurikulum menjadi K13 di tahun 2018, mapel TIK dihapus sehingga ia kembali mengajar pendidikan agama Islam.
Tak hanya mengajar di SMAN 1 Lasolo, Gani juga mengajar di SDN 1 Lasolo, tepat di samping rumahnya di Kelurahan Tinobu, Kecamatan Lasolo.
(Baca Juga : Kisah Guru Honorer di Koltim, Berjalan Kaki 14 Kilometer untuk Bisa Mengajar)
“Jadi sejak 2017 sampai sekarang saya mengajar di dua sekolah karena kedua sekolah ini sama-sama kekurangan guru agama,” ujarnya saat dihubungi awak zonasultra, Senin (25/11/2019).
Saat pertama kali menjadi guru honorer tahun 2004 hingga 2006, bapak dua anak ini hanya digaji Rp100 ribu per bulan. Tahun 2007-2010 gajinya naik menjadi Rp250 ribu per bulan.
Pada tahun 2011 Gani mengikuti sertifikasi TIK dan mendapat gaji Rp1,5 juta per tiga bulan. Namun, dengan perubahan kurikulum mata pelajaran TIK dihapus sehingga sertifikasi itu tidak terpakai lagi.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, selain mengajar di dua sekolah itu, Gani juga bekerja sampingan mengeringkan daging buah kelapa.
Pernah Tidak Digaji
Menjadi guru honorer, Gani ternyata pernah tak digaji selama setahun di SMAN 1 Lasolo.
“Waktu itu saya tidak tahu kenapa tidak digaji, saya hanya diam saja dengan melaksanakan tugas saya sebagai guru,” ujarnya.
Dia menambahkan, sebelum usianya menginjak 50 tahun, Gani tidak pernah melewatkan mendaftar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Namun, nasib baik belum berpihak padanya.
Ia berharap Mendikbud yang baru terpilih agar bisa mengangkat otomatis guru honorer yang sudah puluhan tahun mengabdikan dirinya menjadi PNS.
Gani juga mengaku sangat mencintai pekerjaannya sebagai guru. Oleh karena itu, ia tetap menjalankan tugasnya meski gajinya sedikit bahkan pernah sampai tak digaji. (b)