ZONASULTRA.COM,KENDARI– Kabut asap yang menyelimuti sejumlah kecamatan di Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) yakni Kecamatan Lalolae dan Tinondo dampaknya sudah memasuki sebagian wilayah Kabupaten Kolaka dan Konawe.
Kepala Manggala Agni (MA) Daops Sultra Yanuar Fanca Kusuma mengatakan hingga hari ini, Selasa (3/12/2019) sudah memasuki hari ke-8 pihaknya bersama tim gabungan dari TNI/Polri, Pemda Koltim dan pihak perusahaan kepala sawit PT. SARI melakukan pemadaman titik api kebakaran hutan dan lahan gambut yang terus meluas.
Faktor cuaca panas dan angin puting beliung di lokasi kebakaran membuat arah dari titik api berubah-ubah sehingga tim gabungan pemadam kesulitan memadamkan api.
“Kemarin itu ada lima kali puting beliung dan satu kali yang besar dan sebenarnya angin puting beliung ini sudah beberapa hari ini terjadi,” ungkap Yanuar melalui sambungan telepon seluler, Senin (2/12/2019) malam.
(Baca Juga : Kabut Asap Mengepung Koltim, Satu Bayi Terserang Batuk)
Pantaun setiap pagi hari menggunakan drone, kabut asap yang meninggi sudah telihat meluas hingga ke wilayah tetangga yakni kabupaten Kolaka dan Konawe.
Meskipun begitu dibanding pertama kali terbakar akhir November lalu, dampak kabut asap yang menyelimuti kawasan perkantoran Pemda Koltim saat ini sudah tidak lagi.
Pasalnya, beberapa titik api sudah berhasil dipadamkan oleh tim gabungan.
“Alhamdulilah beberapa titik sudah padam sehingga di wilayah Desa Tinengi, Kecamatan Tinondo,” ujarnya.
Manggala Agni pun belum dapat memastikan update luasan lahan yang sudah terbakar sampai saat ini, namun data terkahir dari kebakaran bulan Oktober lalu hingga sekarang sudah mencapai ribuan hektar.
(Baca Juga : Asap Masih Menyelimuti, Para Remaja di Koltim Terserang ISPA)
Untuk diketahui, kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi sejak Minggu (24/11/2019) lalu telah menyebabkan sejumlah warga harus dirawat di Puskesmas setempat karena terserang batuk dan sesak nafas akibat kabut asap.
Hingga tanggal 27 November 2019 tercatat ada 14 warga yang terserang batuk dan sesak nafas.
Satu bayi berusia 8 bulan bernama Akbari berasal dari Desa Poni-Poniki, Kecamatan Tirawuta.
Kemudian di Puskesmas Lalolae tecatat A tujuh pasien terdiri dari 4 balita, satu anak berusia 10 tahun dan dua orang dewasa.
Umumnya mereka terserang batuk. Ketujuh pasien itu berasal dari tiga desa berbeda yaitu Talodo, Lalosingi, dan Wesalo.
Rabu (27/11/2019) Puskesmas tersebut kembali didatangi enam warga untuk mendapatkan perawatan kesehatan.
Satu di antaranya adalah balita, sisanya orang dewasa dan lanjut usia (lansia). Enam pasien yang datang memeriksakan diri berasal dari tiga desa yaitu Desa Lalolae, Keisio, dan Lalosingi.(b)