Sultra Masuk Musim Pancaroba, Waspada Pertumbuhan Awan Cumulonimbus

Awan Cumulonimbus
Ilustrasi

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini sudah memasuki musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Maritim Kendari, Adi Istiyono mengatakan, sekitar 40 persen wilayah Sultra sudah diguyur hujan dengan intensitas ringan sampai deras. Wilayah kabupaten di daratan mengalami hujan lebih awal ketimbang wilayah kepulauan.

Hal ini disebabkan karena faktor lingkungan dan kondisi alam yang ada di wilayah daratan. Misalnya, dekat dengan laut, hutan dan terdapat pegunungan. Penguapan yang terjadi di laut akan membantu pertumbuhan awan-awan hujan di darat dan angin barat yang bertiup membawa uap dari laut ke darat lebih cepat.

“Pantauan radar itu wilayah seperti Bombana, Kolaka Utara (Kolut), dan Konut itu sudah hujan termasuk sebagian Konsel, Koltim juga. Kepulauan kemarin Baubau dan Wakatobi sudah hujan juga,” kata Adi Istiyono melalui sambungan telepon seluler, Jumat (6/12/2019).

Baca Juga : Oktober Sultra Masih Kemarau, November Pancaroba

Menurut Adi, yang perlu diwaspadai memasuki pancaroba ini adalah pertumbuhan awan cumulonimbus yang biasanya menyebabkan terjadinya hujan spot-spot atau pada titik tertentu. Awan cumulonimbus ini biasanya membawa angin kencang dan petir yang berbahaya, sehingga perlu berhati-hati.

Adi menyebutkan prediksi musim awal pancaroba November 2019 dari BMKG bergeser. Hal ini disebabkan karena ada gangguan atmosfer, suhu permukaan laut di wilayah bagian utara Samudera Pasifik masih hangat sehingga menyebabkan potensi pembentukan badai siklon masih tinggi.

Hal itu pun menyebabkan massa udara basah yang memasuki wilayah Indonesia tertahan dan tertarik dengan badai siklon tersebut. Akan tetapi memasuki awal Desember ini massa basah sudah mulai masuk ke wilayah Indonesia.

Adi menegaskan, saat ini Sultra belum dapat dikatakan memasuki musim hujan. Pasalnya, indikator musim hujan apabila secara dasarian ketebalan hujan mencapai 50 mm dan selama tiga dasarian ketebalan hujan mencapai 150 mm.

Sementara data dari Stasiun Klimatologi Ranomeeto menyebutkan, pada akhir November ini sebagain besar wilayah Sultra mengalami hari tanpa hujan kategori sangat pendek hingga sangat panjang.

Kemudian awal Desember diprediksi wilayah Sultra bakal diguyur hujan kategori rendah 0-50 mm, sementara pertengahan dan akhir Desember intensitasnya diprediksi naik menjadi kategori menengah 51-150 mm.

Baca Juga : BMKG Prediksi Akhir November Hujan Mulai Turun di Sultra

Awal Desember ini, sebagian wilayah Kolaka Timur (Koltim), Konawe, Bombana, Konawe Selatan (Konsel), Konawe Kepulauan (Konkep), Muna, Muna Barat (Mubar), Buton Tengah (Buteng), Buton, Buton Utara (Butur), Buton Selatan (Busel), Baubau, dan Wakatobi berpeluang tinggi mengalami hujan kategori rendah.

Sedangkan sebagian wilayah Kolaka, Koltim, Kolaka Utara (Kolut), Konawe, dan Konawe Utara (Konut) berpeluang tinggi mengalami hujan dengan kategori menengah. (a)

 


Reporter: Ilham Surahmin
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini