ZONASULTRA.COM, KENDARI – USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) secara resmi mengakhiri perjalanannya di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). USAID melalui program APIK telah memberikan bantuan teknis untuk menanggapi kebutuhan Sultra, khususnya Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan dalam membangun ketangguhan terhadap dampak iklim dan bencana sejak 2016.
USAID APIK telah bekerja sama dengan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mendukung pemangku kepentingan meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola risiko iklim.
Spesialis Komunikasi Program USAID APIK, Stella Puteri mengungkapkan, Sultra merupakan wilayah rentan terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, erosi pantai, kekeringan, badai, dan gelombang ekstrem.
Untuk memperkuat ketangguhan provinsi terhadap tantangan semacam itu, USAID APIK bekerja sama dengan pemerintah, akademisi, dan perwakilan organisasi masyarakat untuk melakukan kajian demi mendukung penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah, termasuk rencana kontinjensi banjir bandang dan berbagai kajian risiko dan kerentanan yang hasilnya telah mulai diintegrasikan pemerintah ke dalam rencana pembangunan daerah dan alokasi anggaran.
Selain itu, USAID APIK bermitra dengan masyarakat untuk melakukan beragam kegiatan peningkatan ketangguhan, seperti pengembangan instalasi sistem peringatan dini, pengelolaan limbah, konservasi ekosistem pesisir, rehabilitasi daerah aliran sungai, praktik pertanian cerdas iklim, dan pembangunan kapasitas kesiapsiagaan bencana.
USAID APIK bekerja untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan memasang sistem informasi cuaca dan iklim di Bungin Permai dan menerapkan program pengelolaan limbah serta daur ulang di Kampung Salo, Kota Kendari.
USAID APIK juga meningkatkan kapasitas petani untuk mengakses dan memanfaatkan informasi cuaca dan iklim melalui Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang berfokus pada pertanian dan penanaman padi, kakao, dan jagung di Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan, serta mendukung pengembangan kualitas hidup para petani rumput laut di Desa Rumba-Rumba, Konawe Selatan.
“Dengan dukungan USAID APIK, masyarakat sekarang mampu menerapkan praktik-praktik yang baik untuk lebih adaptif menghadapi ketidakpastian iklim,” ujar Stella, ditemui usai acara penutupan program APIK, Rabu (11/12/2019).
Setelah empat tahun kemitraan, USAID secara resmi menyelesaikan program APIK pada tahun 2019. Kolaborasi ini telah berkontribusi dalam meningkatkan kapasitas; lebih dari 7.000 orang yang kini lebih siap untuk adaptasi iklim dan pengurangan risiko bencana. USAID akan terus berkolaborasi dengan beragam mitra di Indonesia dalam mendukung pemerintah siapkan masyarakat yang berketangguhan. (b)