Lima Desa di Kolaka Rentan Pangan

Lima Desa di Kolaka Rentan Pangan
FOTO BERSAMA - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kolaka, Muhammad Azikin, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kolaka, Mustajab, Kepala BPS Kolaka, Ade Ida Mane, dan Kepala Perum Bulog Kolaka, Deni Narde berfoto bersama usai Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan, disalah satu hotel di Kolaka, Rabu (11/12/2019). (Sitti Nurmalasari/ZONASULTRA.COM)

ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Sebanyak lima desa di wilayah Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami rentan pangan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kolaka, Muhammad Azikin mengatakan, kelima desa tersebut yaitu Desa Ulu Rina (Watubangga), Desa Rano Sangia (Toari), Desa Mataosu dan Mataosu Ujung (Tanggetada), serta Desa Lana (Wolo).

Kelima desa tersebut dikatakan rentan pangan karena tidak memenuhi pada indikator ketahanan pangan. Sebutnya, beberapa indikator tersebut yakni, luas lahan pertanian terhadap luas wilayah, infrastruktur jalan, ketersediaan air bersih, jumlah penduduk tidak sejahtera, ketersediaan kebutuhan pangan, serta tenaga kesehatan.

“Bila dihitung dengan rumus, desa tersebut rentan pangan. Artinya ketersediaan pangan di desa tersebut tidak mencukupi, sehingga harus disuplai dari wilayah lain. Juga infrastruktur jalan yang minim menjadikan distribusi sangat sulit,” jelas Azikin ditemui usai rapat koordinasi dewan ketahanan pangan, di salah satu hotel di Kolaka, Rabu (11/12/2019).

Dalam rangka mengantisipasi hal tersebut, pihaknya mengadakan rakor dewan ketahanan pangan guna membahas dan merumuskan program ke depan. Salah satunya, menyediakan bahan pangan yang layak konsumsi, sehat, dan bergizi.

Selain itu, menggandeng dan bersinergi dengan instansi terkait, mengintervensi dan mengambil langkah strategis mengentaskan desa-desa tersebut dari rentan pangan dari sisi pendapatan dan kesehatan.

Kata dia, di antaranya, memperluas lahan pertanian, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi pangan, menyediakan infrastruktur, serta memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan. Sehingga, desa-desa tersebut bisa terhindar dari risiko rentan pangan.

“Saya kira tidak sulit, tinggal bagaimana kita bersinergi menyelesaikan persoalannya,” ujarnya. (a)

 


Kontributor: Sitti Nurmalasari
Editor: Jumriati

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini