ZONASULTRA.COM, RUMBIA– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bombana, Sulawrsi Tenggara (Sultra) menemukan sebanyak 98 anak menjadi penderita stunting (gizi kronis). Data ini dihimpun dari 22 Kecamatan dengan penderita terbanyak di Kecamatan Mata Oleo dan Masaloka Raya.
Kepala Dinkes Bombana, Sunandar mengatakan bahwa, dari total 55. 129 anak, pihaknya telah menemukan sekitar 0,018 persen atau 98 anak penderita gizi kronis. Total penderita gizi kronis ini telah mengalami penurunan ketimbang penderita di tahun 2018 lalu, yang masih berada di atas rata-rata nasional mencapai 30 persen.
” Kami sudah menghimpun data anak penderita stunting sebanyak 98 anak di 22 Puskesmas. Secara umum penyakit ini disebabkan oleh rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Sunandar di Rumbia, Selasa (17/12/2018).
Dijelaskan, kalangan anak penderita stunting berawal dari proses sanitasi lingkungan yang menyebabkan anak terkontaminasi bakteri. Selanjutnya, janin kekurangan asupan makanan bernutrisi pada masa kehamilan, melewatkan imunisasi dan tidak mendapatkan ASI ekslusif yang menyebabkan malnutrisi pada anak.
” Kecamatan Mata Oleo dan Masaloka Raya paling banyak ditemukan. Makanya, kami merencanakan di tahun 2020 harus diminimalisir sampai 50 persen penurunannya,” jelasnya.
Mantan Direktur RSUD Bombana ini berharap untuk masalah stunting di Bombana menjadi tugas bersama. Artinya, peran orang tua yang mesti selalu memeriksa kesehatan di layanan kesehatan terdekat, peran kepala desa, lurah dan camat yang diharapkan mampu melihat warganya, termasuk hadirnya kalangan tim penggerak PKK yang diharapkan lebih proaktif di masyarakat.
” Iya, yang jelasnya kami telah berupaya meminimalisir adanya stunting ini, tinggal bagaimana masyarakat bisa menerapkan PHBS, karena pola hidup yang tidak sehat merupakan biang atas jenis penyakit ini,” pungkasnya. (a)
Kontributor : Muhammad Jamil
Editor : Kiki