ZONASULTRA.COM, RUMBIA– Sejumlah tenaga honorer di kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) cemas dengan rencana pemerintah yang akan menghapus atau merumahkan tenaga honorer. Meski belum ada pengumuman secara resmi dari Badan Kepegawaian Negara (BKN), namun isu ini sudah sepekan ini menghantui kalangan honorer.
Di kabupaten Bombana saat ini, terdapat 1.200 honorer yang terdiri dari honorer kategori satu (K-1), Kategori dua (K-2)dan non kategori. Ada honorer guru, kesehatan, dan honorer di instansi lain. Mitha, salah seorang guru honorer di Rumbia mengaku sangat was-was akan kehilangan pekerjaan.
” Jika status honorer dihapus, kasian kami yang jadi tumbal, kami sudah bertahun-tahun mengabdi, lantas ada informasi tersebar kalau honorer akan dirumahkan, tolong dipertimbangkan ini,” ungkap Mitha, Kamis (6/2/2020).
Data Badan Kepgawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BK-PSDM) Bombana, terdapat 1. 200 honorer K1 dan K2 yang meliputi honorer guru, kesehatan dan honorer di intansi Pemda Bombana. Dari jumlah ini, terdapat 400 honorer yang berprofesi sebagai guru. Data ini pula adalah hasil akumulasi data honorer per Desember 2019 lalu.
Kepala BK-PSDM Bombana, Rusman Idja menegaskan agar para honorer tidak perlu ketakutan dengan kabar penghapusan status honorer karena isu tersebut belum pasti. Meski begitu, pihaknya akan melaksanakan keputusan itu jika ada surat resmi dari pemerintah pusat.
” Memang ada isu yang beredar tapi itu belum pasti, kita lihat saja nanti apakah akan diberlakukan atau tidak,” ungkap Rusman Idja di ruang kerjnya, Kamis (6/2/2020).
Menurutnya, penghapusan status honorer itu tentunya bakal berdampak pada minimnya tenaga SDM di setiap kantor. Sebab, kehadiran honorer diakuinya sangat membantu meringankan beban kerja ASN. Namun, ia pun kembali mengingat adanya rencana pemerintah pusat untuk membuka seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Tidak sampai di situ, Rusman pun menyarankan kepada seluruh honorer untuk mampu mencari alternatif pekerjaan lain sesuai kompetensi yang dimiliki.
” Harus dimulai dari sekarang. Artinya, honorer atau sarjana muda tidak boleh manja, anda boleh memanfaatkan keahlian untuk membuka lapangan kerja. Lagian kalau kita pikir pendapatan honorer berapa banyak dalam triwulan ketimbang kita buka usaha atau bekerja di perusahaan swasta,” ujarnya. (b)
Kontributor: Muhammad Jamil
Editor : Kiki