ZONASULTRA.COM,KENDARI– Total ekspor komoditi perikanan Sulawesi Tenggara (Sultra) berupa komoditi segar ke luar negeri tahun 2019 mengalami penurunan, sementara komoditi hidup naik meski tidak signifikan. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kendari mencatat totalnya hingga Desember 2019 untuk komoditi hidup 249.737 ekor serta komoditi segar 757.823 kilo gram (kg).
Kepala BKIPM Kendari Amdali Adhitama mengatakan, tahun 2018 komoditi hidup yang diekspor sebanyak 245.528 ekor, sedangkan komoditi segar mencapai 1,3 juta kg. Penurunan terhadap ekspor komoditi segar ini karena produksi hasil perikanan mengalami penurunan. Komoditi hidup yang banyak dieskpor tahun 2018 yakni kepiting bakau 19.738 ekor, kerapu hidup 225.372 ekor serta lainnya 418 ekor. Tahun 2019, yang paling banyak dieskpor adalah cacing laut 158 ribu ekor dan kepiting bakau 91.737 ekor.
Selanjutnya komoditi segar tahun 2018 didominasi cacing beku 2.356 kg, cakalang 133 ribu kg, sotong 550.947 kg, udang vaname 578.112 kg serta lainnya 71.965 kg. Tahun 2019 didominasi gurita 411.681 kg, udang vaname 345.564 kg dan lainnya 577,96 kg.
“Kendala lain juga yang terjadi penurunan permintaan dari beberapa negara kawasan Eropa, begitupun di Asia,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (13/2/2020).
(Baca Juga : Ekspor Sultra Turun hingga 56,79 Persen pada November 2019)
Melihat kondisi ini, BKIPM terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk bersama mencari solusi melalui kebijakan guna meningkatkan produksi tangkap perikanan di Sultra, serta budidaya sejumlah komoditi yang dibutuhkan pasar internasional. Tak hanya itu, BKIPM juga terus mengupayakan Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang ada di Kendari untuk memiliki sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).
Sertifikat HACCP merupakan sertifikat yang diberikan kepada pelaku usaha industri pengolahan ikan yang telah memenuhi dan menerapkan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada setiap Unit Pengolahan Ikan. Hal ini diwajibkan sebagai, upaya pencegahan dan pengendalian yang harus diperhatikan dan dilakukan sejak praproduksi sampai dengan pendistribusian untuk menghasilkan hasil perikanan yang bermutu dan aman bagi kesehatan manusia.
Saat ini tercatat ada 30 UPI di Kendari, namun baru 6 yang memiliki sertifikat HACCP. Artinya, semakin banyak UPI yang memiliki sertifikat maka semakin besar peluang mereka untuk melakukan ekspor langsung ke luar negeri dari Kendari dan pencatatannya masuk di Sultra. Selama ini, 24 UPI sisanya masih banyak melakukan ekspor domestik.
Untuk itu, BKIPM terus mendorong UPI yang ada di Kendari segera memiliki sertifikat HACCP, sehingga dapat mendorong nilai dan volume ekspor komoditi perikanan dari Sultra. Untuk diketahui, sepanjang tahun 2019 tujuan ekspor Sultra di Jepang dan Singapore untuk komoditi hidup, jumlah negaranya berkurang ketimbang tahun 2018 yakni China, Malaysia, Singapura, Jepang dan Hongkong.
Sementara komoditi segar tahun 2018 di Australia, Jepang, Hongkong, Vietnam, Thailand, Prancis, Italia, US Amerika, China, Taiwan, Korea Selatan dan Mauritius. Jumlahnya negara tujuannya tahun 2019 juga menurun yakni Jepang, US Amerika, Singapura, Malaysia dan China. (a)