ZONASULTRA.COM, KENDARI – Kurun waktu Januari hingga Februari 2020, Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat, ada tiga penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti di Kota Kendari meninggal dunia. Kepala Dinkes Kota Kendari, Rachmaningrum mengatakan, hingga saat ini ada 82 kasus DBD mulai Januari hingga 18 Februari 2020 ini.
Dari jumlah kasus itu, ada tiga korban yang meninggal dunia. “Januari ada 2 orang dan Februari ini ditemukan satu orang lagi,” ungkapnya di ruang kerjanya, Kamis (20/2/2020)
Ia menyebutkan, korban meninggal akibat DBD ini memiliki rentang usia sekitar 9-50 tahun. Penyakit yang diakibatkan dari gigitan nyamuk ini terjadi saat masyarakat melakukan aktivitas keseharianya.
“Korban yang pertama itu berusia 9 bulan yang berdomisili di Lorong Segar, yang kedua itu berumur 12 tahun yang tinggal di Kelurahan Petoaha Kecamatan Nambo dan yang baru-baru ini orang dewasa dengan rentang usia 50 tahun dan tinggal di Kelurahan Purirano,” katanya.
(Baca Juga : Awal 2020, Ditemukan 60 Kasus DBD di Kendari)
Menyikapi adanya korban jiwa akibat DBD ini, pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk membasmi nyamuk maupun jentik-jentik yang masih berada di dalam genangan air atau di dalam wadah yang terbengkalai melalui Fogging yang setiap hari dilakukan oleh Dinkes Kendari.
“Fogging merupakan salah satu dari banyaknya langkah-langkah pembasmihan yang dilakukan oleh Dinkes. Hingga penyaluran obat abate kepada warga juga terus di lakukan. Tapi untuk saat ini stoknya sudah habis. Kita sementara bersurat ke Dinkes Provinsi,” uajrnya.
Menurutnya, Kota Kendari memang merupakan salah satu wilayah endemis nyamuk Aedes aegypti ini. Apa lagi saat ini tengah memasuki musim hujan, yang merupakan waktu yang tepat untuk nyamuk berkembang biak.
Untuk itu pihaknya terus mengimbau seluruh masyarakat Kota Kendari untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan program 3M yakni Menutup, Menguras, dan Mengubur plus berskala dan berkesinambungan.