Fenomena yang sedang Dunia alami saat ini khususnya Negara kita Indonesia yang melawan pandemi covid-19, dalam update informasi yang disampaikan pemerintah, masyarakat yang terpapar positif terus meningkat, melihat perkembangan korban yang terpapar terus menerus bertambah tentunya hal tersebut akan menimbulkan kekhawatiran dan kepanikan dikalangan masyarakat saat ini, dalam menghadapi kekhawatiran publik melakukan komunikasi efektif baik dalam keterbukaan informasi dan langkah-langkah kebijakan yang harus dilakukan dalam menghadapi virus mematikan tersebut, selain pemerintah tentunya peran profesional medis sangat menentukan dalam memerangi wabah virus covid-19 bagaimana seorang dokter dan para perawat sangat menentukan dalam menghadapi covid-19.
Profesional medis menghimbau agar publik tidak khawatir dan panik berlebihan menghadapi wabah covid-19, karena jika kita panik dan khawatir ada kemungkinan kita akan gampang terpapar virus tersebut karena daya tahan tubuh dalam diri kita lemah akibat khawatir dan cemas berlebihan. Pemerintah dan para profesional medis juga menginformasikan hal-hal yang perlu dilakukan agar mencegah penyebaran virus tersebut diantaranya social distancing penting untuk menjaga jarak dan menghindari keramaian demi memutus rantai penularan virus tersebut, selalu mencuci tangan yang bersih atau gunakan sanitizer, menjaga pola tidur juga makan makanan bergizi, minum air yang banyak, dan olahraga atau aktivitas ringan di rumah guna meningkatkan daya tahan tubuh.
Komunikasi yang efektif antara pemerintah, peneliti, profesional medis, masyarakat, termasuk dengan pasien, akan membuat kita lebih sadar dan para pasien akan termotivasi untuk sehat. Dalam penelitian Bensing, Verhaak (dalam buku Komunikasi kesehatan, Deddy Maulyana) menyatakan jika “Semakin besar harapan dokter bahwa pasien akan sembuh, maka semakin besar juga kemungkinan pasien akan sembuh, empati dan kepedulian profesional medis ternyata mengurangi kecemasan, rasa sakit dan tekanan
darah dan meningkatkan kesehatan mereka secara umum”. Pendeknya penelitian-penelitian terdahulu berkesimpulan bahwa komunikasi profesional medis yang lebih baik akan berkontribusi secara signifikan terhadap kesehatan pasien. Hal tersebut mengapa penting memahami komunikasi kesehatan dalam situasi saat ini di tengah wabah pandemi covid-19.
Komunikasi kesehatan adalah mempelajari bagaimana menggunakan strategi komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang mempengaruhi individu komunitas dengan tujuan membuat keputusan yang berhubungan dengan penanganan kesehatan (Alo Liliweri, 2008). Deddy mulyana (2018) mengatakan Komunikasi kesehatan mencakup bagaimana peran teknik dan teknologi komunikasi secara positif untuk mempengaruhi
individu, organisasi, komunitas dan penduduk yang tujuannya mempromosikan kondisi yang kondusif atau yang memungkinkan tumbuhnya kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya.
Dari pemaparan beberapa ahli menunjukan jika sangat penting peran komunikasi kesehatan guna berfungsi untuk menyampaikan atau menginformasikan pesan secara luas melalui teknologi komunikasi baik kebijakan, strategi, dan perkembangan isu kesehatan yang sedang terjadi agar tidak terjadi panik dan kekhawatiran publik, dengan komunikasi
kesehatan publik juga bisa mengetahui langkah-langkah personal yang harus dilakukan secara mandiri untuk mencegah dan membantu penyebaran Covid19.
Media mengabarkan Covid-19
Penyebaran wabah ini tidak lepas dari pemberitaan media, bagaimana media menginformasikan perkembangan isu tersebut di berbagai daerah, tentunya hal tersebut baik agar publik bisa terus mengetahui perkembangan isu tersebut khususnya covid-19, namun penyebaran informasi tentunya tidak luput dari penyebaran informasi yang tidak benar, hal tersebut berdampak buruk karena memanfaatkan wabah ini dan menciptakan
kepanikan di kalangan masyarakat khususnya di penyebaran informasi melalui new media seperti broadcast whatsapp, facebook, dan media sosial lainnya yang mudah untuk di share mentah-mentah tanpa kita melakukan gate keeping (Penyaringan pesan).
Adanya penyebaran informasi yang tidak memiliki sumber kebenaran yang terpercaya akan menimbulkan kepanikan seperti yang terjadi beberapa saat ini ketika masuknya wabah covid-19 warga mendapatkan beberapa informasi yang tidak benar sehingga melakukan panic buying, hal-hal tersebut tentunya akan merugikan kita semua dan menimbulkan
permasalahan baru.
Adanya pemberitaan ataupun penyebaran informasi dengan sumber nya tidak bisa dipertanggung jawabkan sebaiknya masyarakat bijak share informasi yang belum tentu benar. Hal yang kita perlu pahami juga jika saat ini sudah bukan suatu hal yang baru jika “Everybody is a news maker” dengan New media semua orang mudah membuat maupun share berita atau informasi tanpa adanya akurasi informasi dari sumber yang terpercaya dan bisa dipertanggungjawabkan. Sebaiknya kita masyarakat lebih bijak lagi bersosial media guna mengurangi kepanikan dan kekhawatiran agar tidak berdampak lebih buruk keadaannya. Dengan ini juga penulis harapkan pemerintah mengambil langkah komunikasi kesehatan yang memiliki peran besar dalam membangun kesehatan manusia, dengan
melakukan strategi komunikasi seperti sosialisasi, intervensi, dan internalisasi nilai-nilai kesehatan pada masyarakat agar masyarakat mengetahui lebih lagi tentang isu kesehatan khususnya covid-19, karena komunikasi memiliki peran membangun literasi sehat dari khalayak.
Urgensi Kesadaran diri (Self Awareness) Menghadapi Covid-19
Seperti yang kita ketahui saat ini, belum ditemukannya obat dari Covid-19 ini sehingga strategi untuk mencegah saat sekarang tentunya sangat berperan penting Self Awareness bagaimana kesadaran diri untuk memutus rantai penularan virus tersebut. Kebijakan pemerintah untuk tidak melakukan lockdown namun memilih untuk mengedukasi cara-cara
pencegahan virus tersebut, hal tersebut tentunya sangat memerlukan kesadaran diri masyarakat. Namun ironisnya yang terjadi, semakin para pemerintah, profesional medis, peneliti, menghimbau dan mengedukasi bagaimana mencegah dan pemutusan rantai virus, masih banyak juga oknum-oknum yang mengabaikannya dan bahkan tidak melakukannya.
Meningkatkan kesadaran diri (Self Awareness) tentunya yang perlu kita sadari guna demi mencegah peningkatan virus tersebut. Kesadaran diri akan menentukan bagaimana kita bersikap dan mengendalikan diri untuk melawan Covid-19.
Oleh : Aldilal, S.I.K., M.IKOM
Penulis Merupakan Alumni Ilmu Komunikasi Universitas halu oleo
Akademisi Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin.