Dicurigai Terjangkit Covid-19, Seorang Warga di Kendari Dijemput Petugas Medis Pakai APD

Dicurigai Terjangkit Covid-19, Seorang Warga di Kendari Dijemput Petugas Medis Pakai APD
DIJEMPUT - Seorang warga di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Abdillah Amurha alias Didi (25) dijemput petugas medis dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) dan menggunakan ambulans dari rumahnya, Jumat (27/3/2020) malam. (Foto : Istimewa)

ZONASULTRA.COM, KENDARI – Seorang warga di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Abdillah Amurha alias Didi (25) dijemput petugas medis dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) dan menggunakan ambulans dari rumahnya, Jumat (27/3/2020) malam.

Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari dr Sukirman menjelaskan, pihaknya menjemput warga tersebut karena ada keresahan masyarakat tempat tinggalnya. Mereka menyebut Didi merupakan pasien Corona atau Covid-19. Laporan itu diterima dari Puskesmas.

“Untuk mengamankan dari keresahan masyarakat, maka kami inisiatif menjemput, memperlakukan seperti ODP atau PDP. Walaupun statusnya sebenarnya belum bisa masuk ODP karena belum ada riwayat kontak apalagi PDP, tidak ada sesak nafas,” ungkap dr Sukirman saat dihubungi melalui telepon, Jumat (27/3/2020).

Saat ini, kata Sukirman, DD dimasukkan ke ruang isolasi tersendiri dan tidak bergabung dengan PDP Covid-19. Untuk mengetahui penyakit ataupun gangguan kesehatan yang dialami oleh itu, pihaknya masih melakukan pemeriksaan rontgen.

Diketahui pasien bekerja sejak lama di Morosi, Kabupaten Konawe, Sukirman tak mau menyematkan status ODP ataupun PDP kepada DD. Karena menurut dia, Morosi bukan merupakan wilayah pandemi dan belum ada kasus yang terkonfirmasi positif di sana.

“Tapi tetap kami perlukan seperti standar pasien Covid-19. Kita tidak gabung dengan pasien PDP, karena bahaya kalau dia digabung dengan PDP kalau misalnya nanti positif, sementara dia belum punya status,” tukas dia.

Terpisah, Juru Bicara Satuan Gugus Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra dr La Ode Rabiul Awal mengatakan bahwa pasien tersebut menolak untuk dirujuk di Rumah Sakit Bahteramas. Karena menunjukkan gejala klinis Covid-19, maka pasien itu dijemput ambulans.

“Data awal dia batuk, demam, dan sesak nafas, tapi belum ada konfirmasi ODP atau PDP. Pasien ini menolak diperiksa, dicek, sehingga dijemput. Sekarang sudah ada si RSUD Kota Kendari,” kata La Ode Rabiul Awal.

Sementara itu, kakak kandung pasien Romy Amurha (34) membeberkan, Didi sudah 27 hari tidak pulang ke rumahnya di Lepolepo. Adiknya itu bukan bekerja, melainkan mencari kerabatnya di Morosi. Lima hari yang lalu, dia sempat dirawat diri di Rumah Sakit Santa Anna Kendari karena gejala demam tinggi, pilek dan batuk.

Di sana, Didi diopname selama dua hari dan diberi obat. Setelah menjalani opname, adiknya itu diminta untuk berobat lanjutan ke Rumah Sakit Bahteramas. Tetapi, Didi malah pulang ke rumahnya di Lepolepo, Kamis (26/3/2020).

“Setelah mendapat informasi ini, saya kemudian segera koordinasi kan ke teman nakes (tenaga kesehatan). Kami diberi 2 pilihan, bawa ke rumah sakit atau isolasi mandiri di rumah. Kami pun memilih opsi kedua sambil menunggu perkembangan fisik nya,” kata Tomy saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Jumat (26/3/2020).

Namun, pagi tadi (Jumat), lanjut dia, adiknya itu mulai sesak nafas, tampak tersengal-sengal. Dia lalu kembali menghubungi tenaga medis. Dirinya disarankan untuk membawa segera Didi ke rumah sakit secara mandiri tanpa dijemput ambulans.

Ia mengharapkan untuk dijemput ambulans, namun tak kunjung datang. Yang datang malah kabar Didi viral melalui pesan berantai di WhatsApp bahwa pihaknya menolak anjuran untuk dirawat di Rumah Sakit Bahteramas.

“Itu tidak benar. Justru kami sayangkan kenapa rumah sakit lepas, pulang tanpa pengawasan. Bahkan dia pulang pake ojek online. Padahal adik saya mau-mau saja dirawat, karena dia masih awam,” kesalnya. (a)

 


Kontributor: Fadli Aksar
Editor : Kiki

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini