ZONASULTRA.COM, KOLAKA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kolaka mengimbau masyarakat Kabupaten Kolaka untuk tetap waspada dalam menyikapi pencegahan dan penanganan penyebaran dan penularan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) baru saja mengumumkan hasil tes laboratorium pasien dalam pengawasan (PDP) asal Kolaka yang meninggal pada 23 Maret 2020 lalu. Hasil tes swab tersebut menunjukkan bahwa PDP tersebut dinyatakan negatif corona.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kolaka, dr Muhammad Aris mengatakan sekalipun hasil swab almarhumah negatif, masyarakat tidak boleh menganggap hal ini sebagai sesuatu yang harus dirayakan.
Sebab, menurutnya saat ini wilayah yang dipimpin Ahmad Safei dan Muhammad Jayadin itu hanya keluar dari satu cobaan, dan masih harus menghadapi cobaan lainnya. Penyebaran Covid-19 tersebut masih terus mengalami peningkatan.
(Baca Juga : PDP Asal Kolaka yang Meninggal di RSUD Bahteramas Negatif Covid-19)
Menurutnya, masyarakat justru mesti meningkatkan kewaspadaannya, seperti tetap melakukan social dan physical distancing, menjaga perilaku hidup bersih dan sehat. Termasuk tetap mengikuti imbauan dari pemerintah dan maklumat yang dikeluarkan.
“Saat keluar rumah untuk selalu memakai masker, cuci tangan. Mudah-mudahan ini kejadian terakhir yang dilakukan oleh warga kita,” ujarnya ditemui di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kolaka, Jumat (3/4/2020).
Dia berharap kondisi di mana warga tersebut yang tidak mengikuti saran dan aturan yang dibuat pemerintah, tidak lagi dilakukan oleh warga Kabupaten Kolaka lainnya.
“Covid-19 ini bukan hal remeh. Virus ini bisa membahayakan bagi orang di sekitar kita,” tambahnya.
Sementara itu, terkait pelayat atau orang dalam risiko yang sempat didata oleh tim gugus tugas, selama menunggu hasil laboratorium swab PDP Corona tersebut bisa dikatakan mereka tidak perlu resah lagi.
Selama ini mereka juga menunjukkan kepatuhan dalam mengikuti isolasi mandiri di rumah masing-masing. Selagi masa isolasi tersebut pun tidak ada yang menunjukkan gejala sakit baik itu batuk, demam, dan flu. (B)