ZONASULTRA.COM, KENDARI – Pria 35 tahun asal Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi pasien positif corona (Covid-19) pertama yang meninggal dunia di Sultra. Pria itu menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas, Sabtu (11/4/2020) pukul 02.00 Wita.
Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sultra dr La Ode Rabiul Awal menjelaskan, riwayat perjalanan korban tidak pernah keluar daerah selama 14 hari terakhir bahkan satu bulan terakhir. Pria itu pun juga tidak memiliki riwayat kontak dengan klaster umrah Konawe dan Kendari atau kasus pertama, dua dan ketiga.
Menurut dokter Wayong (sapaan akrabnya) sejak satu bulan terakhir, pasien menjalani kontrol reguler cuci darah di Rumah Sakit (RS) Santa Anna Kendari. Praktis, rute perjalanan dan aktivitas pria 35 tahun itu hanya di rumah, perjalanan ke rumah sakit, dan di rumah sakit itu sendiri.
“Almarhum ini dalam satu bulan terakhir ini, di rumah dan di rumah sakit, jadi memang kita tidak bisa juga pastikan. Bisa saja dia tertular di rumahnya oleh keluarganya yang OTG (orang tanpa gejala), kan bisa saja begitu, tidak bisa juga kita anggap tertular di Santa Anna. Jadi, ada tiga kemungkinan bisa saja tertular di rumahnya, di jalan, atau bisa jadi di rumah sakit,” beber dr Wayong saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (12/4/2020).
Di Rumah Sakit Santa Anna, sebelumnya tercatat kasus positif virus corona lalu dirujuk ke RSUD Bahteramas, yakni seorang pria lansia 74 tahun. Pasien positif ini juga mengidap penyakit penyerta gagal ginjal dan telah berkali-kali melakukan cuci darah. Gugus Tugas Covid-19 Sultra menandai pasien itu sebagai kasus nomor 6.
Menurut Wayong memungkinkan terjadi kontak atau penularan pria 35 tahun dari pasien lansia tersebut meski tidak dirawat bersamaan atau satu kamar yang sama. Namun, dokter bedah ini, membuka opsi kemungkinan potensi penularan lain yaitu ditularkan oleh OTG.
“Tapi, tidak bisa kita jadikan dasar bahwa mereka saling tular, prinsipnya bahwa dengan yang satu orang yang berusia 74 tahun itu, sudah menunjukkan bahwa kita ada transmisi lokal, tambah ini (pria 35 tahun positif), makin menunjukkan lagi ada transmisi lokal. Sekarang ini kita tidak tahu lagi siapa menulari siapa,” tegas dia.
Lebih jauh, Wayong bercerita bahwa pasien yang meninggal itu awalnya masuk ke RS Santa Anna dengan gejala batuk dan kontrol reguler cuci darah. Karena mencurigai pria 35 tahun ini punya gejala mirip Covid-19, tim medis melakukan uji sampel darah dengan rapid test kepada korban.
Rapid test saat itu menunjukkan hasil negatif. Selang beberapa hari, lanjut dia, pihaknya berinisiatif langsung sekalian mengambil sampel swab tenggorok. Tujuannya, menurut dokter, untuk memastikan betul ada tidaknya Covid-19 di dalam tubuh pria ini.
“Kalaupun negatif ya negatif sekalian, akhirnya di-swab, Senin (6/4/2020) lalu dikirim ke Balai Besar Makassar. Karena lama nda keluar hasilnya, sambil menunggu hasilnya, di-rapid test yang kedua hasilnya positif maka dikirimlah ke Bahteramas Jumat (10/4/2020),” tambahnya.
“Tiba-tiba, Jumat sore, kami dapat hasilnya sore, baru secara lisan kita belum punya dokumennya, sehingga kita belum rilis. Tapi tujuannya diberi tahu ke kita supaya ada langkah-langkah, ada penelusuran, ada edukasi ke pasien dan keluarga,” tandas dia.
Pada malam harinya, menurut dokter Wayong, setelah dipindahkan ke ruang isolasi RSUD Bahteramas, kondisi pria yang berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah di Kota Kendari ini makin memburuk hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
“Hanya memang fungsi ginjalnya tidak bagus, kondisinya memburuk terus. Pada pukul 02.00 Wita dia berpulang, meninggal dunia,” tukas dia.
Hingga hari ini, Minggu (12/4/2020) data kasus Covid-19 di Sultra berjumlah 16 terkonfirmasi positif virus corona. Dengan rincian 14 orang masih menjalani perawatan, 1 pasien dinyatakan sembuh dan 1 pasien dinyatakan meninggal dunia. (A)
Kontributor: Fadli Aksar
Editor: Muhamad Taslim Dalma